Pasar Malam Indonesia di Eindhoven, Temu Kangen WNI di Tengah Pandemi

Dubes Mayerfas bersama para penari yang tampil dalam acara. Foto: Bambang Ponco

Para pengunjung juga menikmati Tarian Remo Bolet dari Jawa Timur yang dibawakan Deby Verheilst. Tarian yang menggambarkan semangat perjuangan Pangeran Trunojoyo tersebut kerap ditampilkan sebagai tarian pembuka acara.

Lalu disambung dengan tarian lain seperti Tari Cendrawasih, Jaipong Tanjung Baru dan Tari Emprak yang dibawakan dengan lemah gemulai oleh para penari yang tinggal di Belanda. Yaitu Hadiyatie, Michelle, Supiati Ngadelan dan anggota kelompok Peduli Seni Indonesia lainnya.

Selain makanan, ada juga stand yang menjual produk UMKM. Salah satunya Batik Soires. Beberapa koleksi kain dan baju batik serta perhiasan buatan pengrajin Indonesia dipamerkan di sini. Penjualnya tampak sibuk melayani pembeli.

Beberapa pengunjung juga tampak antri di stand Aroma teh yang diberikan secara gratis.

Grup musik The Rivers membawakan 12 lagi dengan irama gembira dan mengajak para pengunjung untuk ikut bergoyang bersama. Hampir semua pengunjung maju kedepan panggung dan bergoyang mengikuti irama.

“Kami senang diberi kesempatan menyemarakkan acara ini, bisa berkenalan dan menghibur saudara-saudara didaerah Selatan ini karena ini adalah kali pertama mentas di daerah Eindhoven,” kata Ajo Chudria, vokalis The Rivers.

Dubes Mayerfas beserta istri, Ibu Virna Mayerfas. Foto: Bambang Ponco

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :