EDD, Zaalberg, dan Pergerakan Kebangsaan

Mendapat tentangan itu, EDD hengkang dari Bataviassch Nieuwsblad. Ia kemudian mendirikan korannya sendiri, De Expres, yang mengusung kebijakan redaksional progresif-radikal. De Expres juga menjadi organ Indisch Partij. Di tahun 1913, De Expres dibredel karena dalam edisi 13 Juli menampilkan artikel, tepatnya pamflet, dalam bahasa Belanda berjudul Als Ik Send Nederland Was… (Andai Aku Seorang Belanda…). Pamflet bernada satire karangan Suwardi Surjaningrat itu berisi kritik tajam atas himbauan pemerintah kolonial supaya orang-orang Indonesia menyumbangkan uang untuk ikut membiayai perayaan peringatan 100 tahun kemerdekaan negeri Belanda, lepas dari penjajahan Prancis. Buntutnya, “Tiga Serangkai” (EDD, Tjipto, dan Suwardi) dibuang ke Belanda.

Zaalberg meneruskan Bataviaasch Nieuwsblad dengan garis kebijakan redaksional yang lebih moderat. Di tahun 1919, ia mendirikan dan memimpin Indo-Europess Verbond (IEV)—organisasi kaum Indis Hindia Belanda yang berhasil menghimpun ribuan anggota. Zaalberg meninggal dunia di tahun 1928, di tengah maraknya pergerakan kebangsaan Indonesia. ***

*) Mantan wartawan.Kini produser film layar lebar Ali Sadikin The Movie.

Editor: Tian Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :