“Angisa yang kami pakai berasal dari jaman perbudakan di Suriname dan teknik lipatannya banyak digunakan untuk bertukar pesan rahasia,” pungkasnya.
Peragaan busana dari Indonesia menampilkan Dian Oerip, pendiri merek Oerip Indonesia, yang mempunyai ciri khas menonjolkan metode pencelupan dan tenun tradisional dari pengrajin ahli Indonesia.
Kali ini tenun yang diusung adalah tenun Sumba dan tenun Kalimantan. Peragaan busana kain tenun yang diperagakan oleh para model diaspora membawa kesan tersendiri bagi Franya Nayarini dan Gina Hijrahwadi.
Mereka mengaku sangat bangga bisa berpartisipasi dalam peragaan busana Cultural Style Week 2023.
Selain itu ada penampilan spesial yaitu tarian rakyat Ukrania “Mriya” yang berarti Mimpi dalam bahasa Ukraina, yang dibawakan oleh grup tari Ukraina yang berbasis di Rotterdam.
Tampil memukau dengan tarian tradisional Bali, grup tari Bali DwiBhumi yang berarti Dua Dunia berhasil menyihir para undangan dengan penampilan mereka yang penuh semangat dan ekspresif.
DwiBhumi adalah grup tari yang berbasis di Belanda dan mengacu pada konsep Bali ‘sekala’ dan ‘niskala’ – dunia yang terlihat, dunia yang nyata dan dunia yang tidak terlihat, juga dunia non-materi berdasarkan agama Hindu.