Penulis: Jacqueline Vandayantie
Kabarbelanda.com, Amsterdam, – Pakar kuliner Indonesia William Wongso berbagi trik dan tips di Amsterdam Belanda. Chef yang ahli dalam masakan Eropa dan Asia itu, Desember silam berbagi ilmu dalam workshop memasak secara privat di kota itu.
Ada sekitar 25 undangan hadir di acara itu. Mereka adalah para pelaku bisnis kuliner, juru masak, influencers, dan awak media.

Acara yang seharusnya dimulai pukul 13.00 waktu setempat terpaksa molor dari jadwal. Pasalnya banyak peserta yang datang terlambat karena mobil mereka terhambat proyek perbaikan jalan.
Begitu Wakil Dubes RI untuk Belanda, Freddy Panggabean, tiba di lokasi, acara langsung dimulai. Vivi Soebono yang juga penyanyi didaulat sebagai pembawa acara. Para undangan tampak asyik mengikuti tips dan trik memasak dari pria 75 tahun itu.

Para peserta menikmati hidangan yang telah disiapkan William, yaitu sup labu, soto betawi, dadar gulung, dan rendang nangka.
Pemandu acara Cooking Adventure with William Wongso di Metro TV itu membagikan tipsnya. Para diaspora Indonesia di Belanda tidak seperti di negara lain yang sering kesulitan mendapatkan santan kelapa. Tapi William memperkenalkan santan pengganti yang lebih sehat. Yaitu menggunakan fiber cremè berbasis tumbuhan yang tinggi serat.
Menurut penasihat kuliner di berbagai lembaga itu, fiber cremè selain tidak mengubah cita rasa masakan itu juga lebih menyehatkan.
“Dalam kurun waktu 20 tahun belakangan ini, saya memfokuskan diri untuk memperkenalkan masakan Indonesia di mancanegara. Saya juga berusaha meyakinkan koki dari generasi muda untuk belajar masakan Indonesia yang otentik,” ujar pria ramah itu.

William sekarang sedang mempromosikan program diplomasi gastronomi. Program yang dimaksud yaitu Indonesia Spice Up the World (ISUTW) untuk lebih mengenalkan lagi kuliner Indonesia. Selain itu juga untuk meningkatkan investasi rempah-rempah lokal Indonesia.
Ia juga membuat bumbu otentik dari rempah Indonesia, sekaligus dapat mempermudah dalam pembuatan masakan Indonesia di mancanegara. Misalnya produksi rendang di Eropa, Australia dan Timur Tengah.
Selain itu ada acara diskusi sehat mengenai Jalur Rempah Nusantara, dipandu Sidi Rana Menggala. Ia adalah insinyur ilmu Biologi, khususnya tanaman rempah-rempah dari Universitas Ghent di Belgia.
Ia banyak berbagi ilmu kepara undangan mengenai bagaimana memproduksi rempah, manfaatnya dan kendalanya bagi petani rempah Indonesia. Acara ditutup dengan makan siang bersama dan pembagian goddie bags. []