Sukses menyabet gelar Bachelor of Mode-Design (Industrie Design-Special Mode-Design/Fashion Designer), dia pun mendaftarkan untuk mengikuti ajang kompetisi internasional atau international exhibition.
Yohanes mengaku tidak menyangka berkesempatan untuk ikut dalam ajang FashionClash Festival 2021. Organisasi tersebut merupakan platform pameran dan pengembangan interdisipliner dan internasional untuk mode dan jaringan desainer dan seniman-seniwati baru di seluruh dunia sejak 2009, dan berkantor pusat di Maastricht, Belanda.
Dalam ajang ini, Yohanes bersama sekitar 20-an desainer dan seniman seniwati internasional mempertunjukan karya-karya terbaik mereka tahun ini. Masing-masing peserta harus mampu menjelaskan tentang konzept, misi,visi sebagai artist untuk membantu mengatasi masalah perubahan iklim menuju masa depan yang lebih baik bagi umat manusia dan generasi muda kedepannya.
Karya-karya Yohanes pun sarat dengan pesan kecintaan pada lingkungan yang berkelanjutan. Seperti salah satu koleksi terbarunya, yang terinspirasi dari Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Tengah yang diberi nama”Blue Lava”.
“Saya mencoba mengubah efek letusan, terutama warna dan struktur permukaan lava, ke dalam kain saya,” kata Yohanes.
“Dengan proyek ini, saya sengaja berfokus pada teknik kerajinan tertentu, sambil menunjukkan implementasi ekologis artistik namun modern yang kuat,” kata dia.
“Warna kehidupan, pembaruan, alam, dan energi, dikaitkan dengan makna pertumbuhan, harmoni, kesegaran, keamanan, kesuburan, dan lingkungan.”
Penelitian desain Yohanes adalah penyelidikan dan pengembangan eksperimental dalam produksi tekstil. Dia menggabungkan metode kerja baru dan lama, sambil mengeksplorasi dan menggunakan kerajinan tradisional.
“Fokus pada berkelanjutan, saya membuat kain saya sendiri dari bahan daur ulang yang digunakan kembali, eco-fashion untuk menciptakan sesuatu dengan apa yang sudah kita miliki dan membawa gaya hidup modern,” kata dia.