Jerman merupakan importir biji kopi terbesar di Eropa. Jumlahnya mencapai sekitar 1,1 juta ton per tahun. Meski demikian, secara volume kopi Indonesia masih menduduki peringkat ke-9 hanya 1,78% dari pasar kopi Jerman.
“Kita masih kalah dengan kopi dari Brazil, Vietnam dan Kolombia karena dua hal. Yaitu produsen kopi Indonesia belum paham selera kopi orang Eropa sehingga mengekspor kopi yang hanya dianggap enak secara lokal,” kata Duta Besar RI di Berlin, Arif Havas Oegroseno.
“Kedua, akses masuk puluhan ribu ton kopi Indonesia ke pasar Eropa selama ini dikuasai oleh para pengepul di Belanda dengan jalur distribusi yang bisa menggelembungkan harga.”
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi persoalan ini adalah melalui kegiatan cupping dan tasting jenis-jenis kopi yang populer di pasar Jerman dan membandingkannya dengan cita rasa kopi Indonesia.
KBRI Berlin pada tahun lalu mengirimkan sampel biji kopi hasil olahan para coffee roaster Jerman ke Indonesia untuk dicicipi para ahli kopi nasional agar dapat mengetahui cita rasa kopi yang disukai konsumen Jerman.
Ekspor kopi langsung ke Pelabuhan Hamburg kali ini juga dilakukan untuk memangkas jalur distribusi yang umumnya terpusat di Belanda.