Meriah, Konser 20 Tahun D’Masiv di Belanda

Penulis: Jacqueline Vandayantie

Kabarbelanda.com, Amstelveen – Grup musik D’Masiv  menggelar konser di Belanda. Ini adalah bagian dari rangkaian World Tour 2023 merayakan 20 tahun berkiprah di dunia musik Indonesia. Mereka tampil memukau penonton di P60 Amstelveen, sebuah kota di selatan Amsterdam.

Tak kurang dari 450 penonton yang kebanyakan warga Indonesia di Belanda tak mau ketinggalan menyaksikan grup musik kesayangan mereka. Padahal untuk datang ke lokasi, mereka harus melawan suhu udara musim gugur yang dingin dan hujan gerimis.

Grup D,masiv sebenarnya tak punya jadwal manggung di Belanda. Tapi karena banyak warga Indonesia penggemar Dmasiv, akhirnya mereka menyempatkan diri menghibur para penggemar disela sela padatnya perjalanan.

Setelah Amerika,  Eropa menjadi tujuan manggung selanjutnya. Tour musik pertamakali di Hamburg, Jerman. Grup band yang terdiri atas 5 anggota yaitu Rian (vokal), Rai (bas gitar), Rama (gitar), Kiki (gitar) dan Wahyu (drummer)  mengebrak Belanda pada 15 Oktober. Setelah itu mereka akan melanjutkan perjalanan ke Paris.

Meet and Greet Masivers di Belanda dengan pujaannya, D’Masiv. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Dalam acara Meet and Greet dengan beberapa Masivers (sebutan untuk penggemar D’Masiv) bisa bertemu langsung dengan sang idola.  Suasana akrab langsung terasa saat tanya jawab berlangsung.

Pertanyaan antara lain tentang t-shirt Ajax yang saat itu dipakai Rian, tentang video klip dan soal bagaimana mereka menjaga agar grup musik ini tetap kompak selama 20 tahun. Setelah 30 menit acara berlanjut dengan foto bersama.

Acara konser  dimulai tepat pukul 19.30 waktu setempat. Sebagai musik pembuka, duo Lobe Cello tampil memukau penonton. Dua lagu heavy metal  “Welcome to The Jungle”-nya Guns and Roses dan Nirvana-“Smell Like Teen Spirit” membawa suasana semakin hangat.

Selanjutnya Asty Dewy yang tak lain adalah cucu Gesang pencipta lagu Bengawan Solo, membawakan lagu Indonesia Pusaka. Di sini terlihat beberapa penonton ikut meneteskan air mata. Beberapa lainnya menahan haru dengan mata berkaca-kaca.

Lalu Asty melanjutkan nyanyian medley jawa. Salah satunya lagu Gundul Gundul Pacul.

Penampilan Nahar Jr dari Preman Musik juga ikut memeriahkan suasana malam itu dengan lagu-lagu rap. Menurut Nahar, ia merasa bangga bisa ikut dalam kegiatan AKSI (Ajang Kreasi Seni Indonesia).

“Kami dari Preman Musik walaupun tinggal di Belanda, namun selalu berusaha untuk mengusung karya-karya sendiri dalam bahasa Indonesia.  Kami bangga menjadi orang Indonesia,” kata Nahar Jr.

Tak ketinggalan grup band The Rivers yang beraliran pop rock.  Grup  yang beranggotakan enam orang itu menggoyang penonton dengan lagu-lagu hits dari Tanah Air. Antara lain lagu Mahluk Tuhan yang Paling Sexy (Mulan Jameela), Kangen ( Dewa) dan Sial-nya Mahalini. Penonton pun ikut bernyanyi dan bergoyang bersama.

Penampilan D’Masiv yang ditunggu-tunggu membawakan lagu-lagu hits mereka. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Setelah musik pembuka, D’Masiv naik panggung. Penonton langsung menyambut dengan riuh rendah. Setelah menyapa penggemar dan mulai menyanyikan lagu lagunya, penonton dengan penuh semangat merekam penampilan mereka dengan kamera handphone.

Dan tentu saja sambil ikut menyanyikan beberapa lagu yang mereka kenal. Beberapa diantara penonton terkesima dan hampir tak percaya bahwa ia mendapat kesempatan menonton grup kesayangannya ini dari dekat.

D’masiv adalah grup musik yang masih bertahan dengan anggota yang sama selama 20 tahun.  Selama ini mereka telah mengeluarkan tujuh album.  Grup musik ini berdiri pada 3 Maret 2003 di Cileduk, Jakarta Barat.

Tur dunia di Amerika, Eropa, Asia adalah bentuk perayaan 20 tahun perjalanan karir musik mereka.

Tak kurang dari 10 lagu hits D’Masiv dinyanyikan malam itu. Antara lain “Cinta ini Membunuhku, Cinta Sampai Disini, Di Antara Kalian”, termasuk dua lagu berbahasa Inggris, Side by Side dan Heaven With You.

Konser World Tour 2023 digelar dalam rangka 20 tahun D’Masiv. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Saat lagu terakhir, Dmasiv bahkan belum merilis lagu itu di Indonesia. Ini adalah kesempatan pertama mereka membawakan lagu terbarunya. Semua Masivers masih dengan semangat dan lantang ikut menyanyi bersama. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 22.30 malam.

Kemunculan Hengky Supit, salah satu musisi legendaris Indonesia yang sempat berduet menyanyikan bersama lagu “Jangan Menyerah”, menjadikan malam itu semakin spesial.

Antusiasme para Masivers di Gedung P60 Amsteelven. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Arieke van Gelderen dan Nina Resner mengaku fans berat D’Masiv. Keduanya mengatakan senang dan puas bisa datang ke konser D’masiv.

“Saya datang dari Breda dan Nina datang dari Heerlen. Walaupun menempuh perjalanan yang jauh, kami merasa puas karena semua lagu favorit kami dinyanyikan dan kami bisa berfoto bersama,” ujar Arieke senang sambil memamerkan swafotonya dengan Rian sang vokalis.

Begitu juga dengan Herda Susanti yang datang dari Belgia khusus untuk melihat konser D’Masiv. “Saya adalah Masivers sejak awal band mereka terbentuk,” kata Herda.

Kiki sang gitaris terlihat begitu sumringah. Ia tak menyangka antusias penonton di Belanda begitu tinggi.

“Antusiasme Masivers di Belanda tinggi sekali dan tempat konser di P60 ini adalah tempat terbaik selama kami tour dunia. Belanda memang keren,” kata Kiki sambil mengacungkan ibu jarinya.

Para penonton pun ikut bernyanyi melantunkan lagu-lagu populer D’Masiv. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Rian juga mengemukakan bahwa rahasia awet selama 20 tahun dengan anggota band yang sama karena komunikasi mereka yang sangat baik. Selain itu, mereka juga  selalu menambahkan mimpi di setiap pertemuan rutin sehingga  punya tujuan yang harus dicapai.

Berbagai impian  itu tidak mungkin diraih tanpa kekompakan di antara mereka.“Perselisihan pasti ada, biasanya karena beda pendapat, namun selalu bisa diselesaikan dengan baik,” kata Rian.

Kabar Belanda bersama D’Masiv. (Foto: Istimewa)

“Kami berawal dari ngamen di bis jurusan Cileduk – Blok M, juga sering ikut kompetisi band, jadi benar-benar mulai dari bawah. Bahkan sekarang pun kami masih sering melakukan kegiatan yang dulu-dulu sering kami lakukan, seperti ke toko kaset, jalan- jalan bareng bahkan makan di pinggir jalan,” kenang Rian.

Malam semakin larut, udara semakin dingin. Dalam perjalanan pulang  lagu – lagu yang dimainkan D’Masiv masih terngiang di telinga. Kemunculan D’Masiv di Belanda sungguh bagaikan oase di padang gurun!

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :