Menggigil Kedinginan, Saat Produksi Film Aku Apanya Kamu di Delft Belanda

Penulis: Jacqueline Vandayantie

Kabarbelanda.com , Delft – Apa yang terbayang  saat kita menyebut kota Delft di Belanda? Sebagian orang langsung mengingat keramik antik berwarna biru dan putih yang diproduksi pada abad ke-17.  Lalu keramik  ini mendunia dengan sebutan Delftware  (Delft Blue Ceramic).  Tapi tak banyak yang tahu kalau kota Delft di Belanda memiliki sebutan lain, yaitu prinssestad atau kota pangeran.

Kota Delft yang mendunia dengan keramik abad ke-17 dengan sebutan Delftware atau Delft Blue Ceramic ( Foto : Yuke Mayaratih)

Kota Delft terletak di provinsi Belanda Selatan. Kota kecil ini terletak di antara Rotterdam dan Den Haag. Arsitektur dan lanskap kota Delft Belanda menjadi daya tarik bagi para turis. Selain itu, kanal dan deretan bangunan tua juga menjadi salah satu ciri khas  kota yang memiliki universitas teknik terkenal di dunia, Technische Universiteit Delft (TuD).

Nah baru baru ini, kota Delft menjadi pilihan untuk memproduksi film Indonesia. Padahal saat ini suhu udara di Belanda berkisar 5 derajat celcius.   Para kru film yang datang dari Indonesia, berjumlah 32 orang tentu saja menggigil kedinginan.  Selama 3 minggu, produksi film Aku Apanya Kamu (Bangsatnya Cinta Pertama) berjalan dengan lancar.

Rania Putrisari (kiri) bersama penulis. (Foto: Dok. Jacqueline)

Syuting film yang dilakukan di Delft di tengah cuaca yang sangat dingin dan berangin tak membuat mereka patah semangat. “Senang bisa syuting di Belanda, walaupun lelah tapi dibawa santai saja”, ujar Rania Putrisari, pemeran Tya, kepada Kabar Belanda.com.

Adinda Thomas (kanan) dan penulis. (Foto: Dok. Jacqueline)

Senada dengan Rania, Adinda Thomas mengungkapkan, selama 3 minggu syuting di Belanda cuaca dingin dan berangin menjadi tantangannya. “Saya harus konsentrasi berakting dan berdialog sambil mengendarai sepeda melawan angin dan dingin. Rasanya ini lebih berat dibandingkan dengan hobi saya naik gunung,” ujarnya sambil tertawa.

Annette Edoarda dan Elang El Gibran. (Foto: Jacqueline)

Sedangkan Anette Edoarda, yang berperan sebagai Dara, tak terlalu menghiraukan dinginnya hawa kota Delf. Ia lebih sibuk membagi-bagikan foto-foto hasil jepretannya di media sosial. Setiap sudut kota tak luput dari bidikan kameranya.

Begitu pula dengan Elang El Gibran, bintang muda nominator piala Citra sebagai pemeran pendukung pria terbaik dalam film Srimulat. Ia sibuk belajar bahasa Belanda untuk karakternya sebagai Elmar. “Pengucapan bahasa Belanda ternyata agak sulit ya,” ungkapnya sambil tersenyum.

Para pendukung film Aku Apanya Kamu berdiskusi sebelum memulai syuting. (Foto: Jacqueline)

Belanda sangat terorganisir.

Annika Kuyper dari Mata Hari Media yang berbasis di Belanda mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan kru lokal sebanyak 23 orang untuk membantu kelancaran produksi film ini.

Menurut Eugene Panji , sang sutradara, Kota Delft memiliki kesan tersendiri. “Alasan mengapa saya memilih Belanda sebagai lokasi syuting, selain karena arsitektur dan lanskapnya cantik, kota Delft adalah kota pertama yang saya kunjungi ketika saya pertama kali ke Belanda. Jadi sekalian bernostalgia,” tuturnya.

Annika Kuyper dan Sutradara Eugene Panji. (Foto: Jacqueline)

Sedangkan Sutradara Eugene Panji menilai Belanda sangat terorganisir. Misalnya, saat mengurus perizinan keperluan syuting. Petugas berwenang di Belanda begitu mudah memberikan izin, asalkan ada surat keterangan yang jelas.

 

Editor: Tian Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :