Bona Ni Pasogit Belanda Gelar Malam Musik Batak

Markus sangat fasih membawakan lagu-lagu aneka bahasa. Mulai dari bahasa Batak, Indonesia, Inggris, maupun Spanyol.

Penyanyi lainnya yang tak kalah hebatnya adalah Butet Nikki Tamba. Butet yang kini berusia 32 tahun, telah tampil bernyanyi di depan orang banyak sejak masih berusia empat tahun. Pada usianya yang kesepuluh tahun, dia terbiasa memainkan alat musik gitar dan drum. “Pada usia 12 dia menggantikan pemain drum dari grup saya East to West, karena kebetulan drummer kita harus pulang ke Indonesia,” kata Carlo.

Butet Nikki Tamba piawai memainkan alat musik drum. (Foto: Carlos Tamba)

Butet juga pernah mempelajari piano/keyboard, bass gitar serta mengarang lagu di Conservatorium Utrecht, yang dia selesaikan pada 2017. Pada tahun itu juga dia mengadakan tour ke Spanyol dan Utah, Amerika Serikat bersama grup bandnya, The Royal Engineers.

Mereka melanjutkan tur ke dua kota besar di China pada 2018. Pada tahun yang sama mereka juga bertindak sebagai support act dari grup band Belanda, Racoon.

Butet sendiri sempat kerja sama membuat single proyek “Duchamps” dengan pemain drum dunia ternama yang pernah mengiringi Simon & Garfunkel, Paul McCartney, James Taylor, Harry Chapin, Joe Cocker, Bonnie Raitt, Grover Washington Jr., Michael Brecker, Chick Corea, Lee Ritenour, Paul Desmond, Kate Bush, Chet Baker, Al Di Meola, Chuck Mangione, Kenny Loggins, Eric Clapton, Pino Daniele, Michel Petrucciani, dan Toshiki Kadomatsu.

Saat ini Butet sedang merintis band baru yang bernama “Misk”.

Butet Nikki Tamba untuk pertama kali menyanyikan lagu Batak di depan para penonton. (Foto: Carlos Tamba)

Pada Bona Ni Pasogit kali ini, untuk pertama kalinya Butet menyanyikan lagu Batak berjudul “Mardua Holong”. Sebelumnya dia mengaku sempat grogi karena takut salah pengucapannya. “Lagu batak itu harus jelas r nya katanya,” kata Carlo menirukan Butet. Lengkingan suara Butet disambut penonton dengan meriah, membuat dia bersemangat.

“Disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari penonton saat lagu berakhir, Butet langsung menuju drum dan memainkannya mengiringi enam lagu dengan kita dan Markus Tamba sebagai vocalisnya, yang kita mulai dengan lagu Bento kemudian Alusi Au dan seterusnya,” kata Carlo.

Acara Bona Ni Pasogit berlangsung sangat sukses dan meriah. Pengunjung bahkan masih terus berdansa ria sampai lagu terakhir yang dimainkan. Seakan mereka belum mau pulang.

Para pengunjung Bona Ni Pasogit berdansa ria. (Foto: Carlos Tamba)

“Mereka tak menyadari bahwa punggung kita sudah agak sakitan menyandang gitar semalaman. Beratnya sih cuman 5 kg tapi kalau berjam-jam ya bungkuk juga jadinya he he he he,” kata Carlo.

“Bang Tahun depan lagi ya,.. dengan Markus dan Butet. Harus!” kata para penonton sebelum pulang, sambil tersenyum puas dan melambaikan tangan seakan mereka sudah bisa memvisualisasi acara tahun depan. Mereka belum tahu bahwa tahun depan, Bona Ni Pasogit akan menggelar acara yang lebih seru lagi yaitu “Malam Danau Toba”.

Editor: Bune Laskar