Minat Belajar Bahasa Indonesia Tinggi, Belanda Butuh Banyak Guru BIPA

Kabarbelanda.com – Minat warga Belanda untuk belajar Bahasa Indonesia sangat tinggi sekali. KBRI Den Haag sampai kewalahan menangani pendaftaran pelatihan Bahasa Indonesia. “Pendaftarnya mencapai tiga kali lipat dari kuota,” kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas.

Namun di sisi lain, lanjut Dubes Mayerfas, pihaknya kekurangan pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Karena itulah, KBRI Den Haag, bekerja sama dengan Cleon Communication Training and Consulting, Kabar Belanda, Halo Eropa News, Warta Eropa, dan Living in Holland, menggelar pelatihan “Cara Mudah dan Menyenangkan Menjadi Guru BIPA”, Jumat (30/9/22).

Menurut Mayerfas, pihaknya melakukan pembatasan terhadap peminat pelatihan Bahasa Indonesia, dengan memprioritaskan pada anak muda, karena mereka berpotensi untuk berwisata, berinvestasi, dan berdagang ke Indonesia. “Mereka akan memberikan keuntungan bagi Indonesia,” imbuhnya.

Suasana pelatihan guru BIPA. (Foto: KBRI Den Haag)

“Kami mendorong diaspora Indonesia di Belanda untuk membantu KBRI Den Haag dalam menduniakan Bahasa Indonesia bagi masyarakat Belanda,” ungkap Mayerfas. Ia menambahkan, tingginya antusiasme masyarakat Belanda untuk belajar Bahasa Indonesia menjadi peluang bagi diaspora Indonesia untuk menjadi guru BIPA.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag Agus Setiabudi menjelaskan bahwa pengajaran BIPA sudah dilaksanakan di 51 negara dengan jumlah pemelajar lebih dari 150.000 orang.

“BIPA bertujuan untuk mempromosikan penggunaan Bahasa Indonesia di seluruh dunia, memperluas diplomasi, dan mempromosikan budaya Indonesia,” tutur Agus.

Sejak tahun 2009, kata Agus, pemerintah diamanti untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Sehingga salah satu tugas utama Atase Pendidikan dan Kebudayaan adalah membantu untuk menduniakan Bahasa Indonesia.

Sebanyak 33 orang diaspora Indonesia di Belanda yang mengikuti pelatihan guru BIPA ini dengan antusias. Pelatih BIPA, Y. Didit Setiawan, yang memiliki “jam terbang” 10 tahun sebagai guru BIPA, membekali peserta tentang cara mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing dengan cara yang mudah dan menyenangkan, bahkan tanpa harus menerjemahkan ke bahasa ibu pemelajar. Didit adalah founder Cleon Communication Training and Consulting.

“Dalam mengajar BIPA, kita harus percaya diri, menempatkan pemelajar sesuai dengan kondisinya, dan membangun hubungan baik dengannya” ungkap Didit. Ia menambahkan, gunakan media realita untuk menjelaskan sebuah kata, sehingga metode terjemahan menjadi pilihan terakhir dalam pengajaran BIPA.

Demonstrasi dua topik pengajaran BIPA yang dilakukan Didit menyedot perhatian para peserta pelatihan. Berbagai tanggapan postif diberikan saat sesi demonstrasi pengajaran BIPA selesai. []

Keterangan:

Foto headline: KBRI Den Haag.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :