Di tengah antrian makanan, ada dua pelajar yang tergabung dalam PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) yang juga senang bisa mengikuti upacara tujuhbelasan di Belanda. Yaitu Indri mahasiswi Magister Hukum dari Universitas Maastricht dan Aditya mahasiswa Magister Hukum dari Universitas Leiden. Keduanya mengaku baru pertama kali datang dan ikut merayakan hari kemerdekaan di Belanda. “Kami rela bangun lebih pagi dan betul betul mempersiapkan diri untuk bisa datang ke Wassennar. Kita datang dengan menggunakan kendaraan umum. Yaitu kereta api dan dilanjutkan dengan bus” kata Aditya dan Indri sambil tersenyum.
Erry Chariyah salah satu warga Indonesia yang tinggal di kota Amstelveen juga senang bisa mengikuti jalannya upacara bendera tahun ini. Ia bahkan sengaja mengajukan cuti dari tempat kerjanya. Erry mengaku sangat terharu ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat pengibaran bendera merah putih. ” Saat menyanyikan lagu ini, saya teringat dan membayangkan masa-masa saat sekolah di Indonesia dan mengikuti upacara bendera zaman dulu. Di samping juga mengingat keluarga yang saat ini berada di Indonesia, katanya dengan mata berkaca kaca menahan tangis.
Warga Indonesia lain, Debby yang sudah 18 tahun tinggal di Belanda. Ia mengaku selalu meluangkan waktu untuk datang setiap tahun ke acara ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang diadakan KBRI Den Haag. Debby adalah ketua Yayasan Peduli Seni Indonesia yang aktif dalam kegiatan seni budaya Indonesia di Belanda.
Sementara Mathilda Panggabean juga tampak gembira berada di tengah tengah warga Indonesia lainnya di acara ini. Remaja yang gemar menjahit dan bercita – cita ingin menjadi designer ini mengatakan sangat senang bisa menyaksikan pengibaran bendera merah putih di Belanda. “Saya sangat antusias bisa ada di sini, katanya sambil tertawa senang.