Akibatnya tiap tahun terjadi peningkatan jumlah pelajar dari berbagai negara, termasuk ke Indonesia. Masalahnya banyak di antara calon pelajar dan mahasiswa belum memiliki tempat tinggal saat tiba di Negeri Bunga Tulip tersebut.
“Tahun lalu, ada sekitar 70 mahasiswa yang datang ke Belanda untuk melanjutkan studinya, tapi mereka belum mendapat tempat tinggal,” kata Dubes RI.
Pihak Kedutaan Besar RI (KBRI) Den Haag berusaha membantu dengan berbagai cara. Antara lain dengan menghubungi berbagai pihak. Misalnya melalui lembaga khusus yang menangani sektor perumahan di Belanda, lalu melalui pemerintah kota (gemeente), pihak universitas, PPI Belanda (Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda) dan juga beberapa diaspora Indonesia yang dapat membantu menampung mereka untuk sementara waktu.
Menurut Dubes Mayerfas, saat ini pemerintah Belanda melalui gemeente, memang sulit untuk membantu. Situasi pasar perumahan sudah sangat tidak memungkinkan karena jumlah rumah sangat terbatas. Meskipun pada akhirnya bisa tertampung juga, namun proses yang harus dilalui cukup panjang.
Ada yang menumpang sementara di rumah diaspora sambil mencari tempat tinggal selanjutnya. Ada yang memberikan informasi dan mencari jalan supaya pelajar tersebut menemukan tempat tinggal. Ada juga yang tinggal di tenda-tenda penampungan sementara. Tapi prosesnya cukup lama sampai akhirnya mereka menemukan tempat tinggal.
Subsidi Dihapus
Biasanya pihak sekolah atau universitas memberikan fasilitas tempat tinggal dengan harga subsidi bagi mahasiswa asing atau dari luar Belanda, berupa kamar atau apartemen studio. Tapi itu hanya berlaku untuk satu tahun pertama saja.