Tak hanya anak-anak saja yang mendapat segelas cendol dan klepon. Ibu atau ayah yang mendampingi mereka juga kebagian.
Kegembiraan orang tua yang ikut mendampingi sang anak terutama menyaksikan anak-anaknya aktif bertanya kepada pengajar. Senyum mengembang tampak saat mereka melihat reaksi anak-anaknya saat berkegiatan.
Arimbi, WNI yang bersuamikan orang Belanda, hampir setiap minggu membawa anaknya yang berusia 6 tahun. Dia mengaku bersyukur dengan kegiatan Cultuurtuin . Ia merasa terbantu memperkenalkan budaya Indonesia kepada anaknya.
“Saya inginnya supaya kegiatan ini bisa terus berlanjut. Karena secara tak langsung kegiatan ini menumbuhkan cinta budaya Indonesia terutama anak- anak keturunan campuran, seperti anak saya. Lebih bagus lagi kalau ada kegiatan belajar bahasa Indonesia. Supaya anak saya nanti bisa juga berbahasa Indonesia. Maklum kami di rumah kan berkomunikasi dalam bahasa Belanda,” katanya.