Pengungsi Afghanistan dan Warga Belanda “Berebut” Rumah Sosial

Jika semua pencari suaka Afghanistan masuk dalam kriteria yang diizinkan Dewan Perwakilan Rakyat, berarti mereka semua akan mendapatkan status statushouder.

Sebagaimana laporan KBC sebelumnya tentang krisis perumahan di Belanda, pemilik status ini termasuk dalam kategori urgent, yang berarti mereka harus mendapatkan tempat rumah sosial secepatnya. Ditentukan bahwa statushouder ini harus diberi rumah dalam waktu 10 minggu, sedangkan puluhan ribu warga Belanda sendiri sudah bertahun-tahun menunggu untuk mendapatkan rumah sosial.

Di sosial media ramai dibicarakan tentang pro dan kontra keberadaan pengungsi Afghanistan di Belanda. Warga Belanda selain merasa terancam kesejahteraannya karena pemerintah mendahulukan pengungsi, juga kurang bersimpati kepada pengungsi yang telah mendapatkan suaka, tetapi setiap tahun bisa pulang berlibur atau mengunjungi keluarga mereka, bahkan menetap berbulan-bulan di Afghanistan.

Demo krisis rumah di Amsterdam pada 12 September 2021. (Dok. Dian Suwarsaputri)

Juga dipertanyakan di mana posisi negara-negara Islam yang tidak berusaha menolong Afghanistan. Mengapa pengungsi selalu memilih suaka ke negara Barat yang jelas budaya dan norma-norma kehidupannya sangat berbeda dibandingkan dengan negara-negara tetangga mereka.

Pemerintah Belanda sementara ini tetap mendukung keputusan kebijakan mereka. Pengungsi Afghanistan telah bekerja membantu Belanda melaksanakan misi membangun Afghanistan menjadi negara yang aman. Mereka dan keluarganya sekarang terancam dibunuh Taliban, yang diprediksikan akan menghukum semua orang yang (telah) bekerja untuk negara barat. Untuk itu, Belanda tidak bisa lepas tangan dan wajib menyelamatkan para pengungsi itu dengan memberi mereka suaka.

Editor: Tian Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :