Selama 63 Tahun, Tong Tong Fair Selalu “Sihir” Pengunjungnya

Penulis : Yuke Mayaratih

Den Haag, Kabarbelanda.com – Tong Tong Fair adalah acara yang paling ditunggu-tunggu di Belanda. Festival budaya Indo (Eropa-Indonesia) terbesar di dunia ini sudah memasuki usia ke-63.

Tong Tong Fair ke-63 kembali digelar di Lapangan Malieveld Den Haag Belanda dari 31 Agustus sampai 10 September 2023 pukul 12 siang sampai 10 malam.

Tong Tong Fair ke-63 digelar pada 31 Agustus sampai 10 September 2023. (Foto: Yuke Mayaratih)

Sejak dibuka pada 1959, Tong Tong Fair -yang dulu bernama Pasar Malam Besar- selalu menarik banyak pengunjung.

Setiap tahun tak kurang dari 85 ribu orang mengunjungi festival tertua dan festival akbar terbesar keempat di Belanda itu.

“Sihir” pengunjung

Stand jajanan pasar yang menjual aneka jajanan yang menggugah selera. (Foto: Yuke Mayaratih)

Tong Tong Fair bagai magnet bagi pengunjung, terutama warga Indonesia dan keturunan Indo Belanda.

Aneka pertunjukan musik dan tarian tradisional Indonesia yang digelar di panggung utama menyihir para pengunjung.

Mereka larut dalam keriangan dengan turut berjoget bersama di depan panggung.

Aneka makanan yang menggugah selera. (Foto: Yuke Mayaratih)

Di sebelah panggung pertunjukan berderet gerai-gerai aneka makanan dan minuman khas Indonesia seperti cendol, es campur dan es tape.

Selain itu juga jajan pasar seperti pisang goreng, risoles, pastel, wajik dan lemper.

Meskipun ada makanan Indonesia yang digabung dengan makanan khas Belanda, namun ada beberapa stand yang tetap mempertahankan jenis masakan otentik Indonesia, seperti Café Manado yang menjual ayam bakar dan daun pepaya.

 

Pedagang makanan di sini rata rata mematok harga yang hampir sama. Untuk makanan panas misalnya, dipatok dengan harga 12,50 sampai 15 euro.

Harga ini naik 2 sampai 2,5 euro dibanding tahun lalu.

Sedangkan aneka jajan pasar dijual dengan harga 3,50 perpotong, atau lebih mahal 1,5 euro dari tahun lalu.

Sambal laris

Masakan Indonesia yang tidak ditemukan di restoran Belanda. (Foto: Yuke Mayaratih)

Aneka jenis sambal juga belakangan makin laris di kalangan warga Belanda. Di sini mereka mengenal banyak masakan Indonesia yang tidak mereka temukan di restoran Belanda.