Suara Pedagang di Film Opera Jalanan, Memori Jajan yang Tak Terlupakan

Penulis: Yuke Mayaratih

Kabarbelanda.com – Apa yang terpikir oleh Anda saat mendengar suara “tok, tok, tok” atau “teng, teng, teng” dari pedagang keliling? Tentu memori Anda langsung terhubung dengan jajanan bakso, yang kuah panasnya mampu menghangatkan malam yang dingin, atau ketoprak pengganjal perut saat Anda lapar siang-siang.

Memori itulah yang ingin disampaikan Arjan Onderdenwijngaard, dalam film “Opera Jalanan”, sebuah film pendek yang memotret kehidupan rakyat kecil di Indonesia yang berdurasi 15 menit 37 detik.

Arjan, pria kelahiran Tilburg Belanda, pada 1961 ini, pernah tinggal di Indonesia pada 1980. Ia mulai tertarik dengan bunyi-bunyian dari pedagang keliling ini, sewaktu kos di Menteng Jakarta.

Baginya, bunyi-bunyian pedangang keliling itu bak bunyi-bunyi ritmis perkusif. Kemudian bunyi-bunyi itu direkam dan dibagikannya dalam ”Opera Jalanan”, yang ditayangkan dalam Festival Film Indonesia di LAB 111 Amsterdam Belanda.

Arjan Onderdenwijngaard [kiri], saat menyutradarai “Opera Jalanan”. (Ist.)
Tayang Premiere di Amsterdam

Film dibuka dengan adegan suasana kota besar Jakarta, dengan ingar bingar dan kemegahannya. Juga pemandangan gemerlap Ibu Kota di waktu malam.

Adegan selanjutnya, penonton dibawa ke selatan Jakarta, sebuah kawasan di Depok, kota berpenduduk 30 juta jiwa.

Pada suatu hari, di Perumahan Depok Mulya I, para pedagang keliling mulai ramai menawarkan produk dan jasa mereka, sejak matahari mulai terbit hingga tengah malam.

Tetapi hari ini terjadi kejadian yang tidak biasa. Ibu Harti, seorang penjual sayur menjadi, menyaksikan Pak Jajang Wahyu, penjual rak jemuran baju, sedang menggoda Ibu Ita, penjual nasi uduk dan gorengan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :