Penulis: Yuke Mayaratih
MASAKAN Indonesia terkenal dengan cita rasanya yang khas dan lezat. Tak mengherankan jika banyak orang Eropa yang menyukai masakan Indonesia yang kaya akan bumbu rempah itu. Tak terkecuali warga Belanda.
Hal itulah yang mendorong 10 warga Belanda di Dorphuis, Desa Rheden, mengikuti workshop masak masakan Indonesia, pada 12 November lalu. Uniknya, inisiatif pelatihan ini bukan dari orang Indonesia, melainkan orang Belanda sendiri.

Awalnya, Rick Rivai, warga Indonesia yang sudah 31 tahun menetap di Belanda, mengadakan pesta ulang tahun di rumahnya. Selain itu, ia ingin berkenalan dengan tetangga barunya. Maklum, Rick baru saja pindah rumah ke perkampungan Rheden, yang terletak di provinsi Gelderland.

Pada pesta itu, Rick menyuguhkan menu masakan Indonesia. “Mereka suka sekali masakan Indonesia karena kan di Belanda memang banyak warung masakan Indonesia,” kata Rick kepada Kabarbelanda.com.

.Tapi Rick sama sekali nggak menyangka kalau para tamu, yang notabene orang-orang Belanda asli, mengapresiasi masakan Indonesia yang disajikannya. Mereka sampai nambah makannya seraya bertanya, “ini masakan apa?” sambil menunjuk pada masakan yang terhidang di meja.

Mereka berkali-kali memuji, “wah enak sekali masakan kamu. Pintar juga kamu masak ya”. Nah dari situ lalu muncul ide dari salah seorang tetangganya. “Rick, bagaimana kalau kamu ajarin kita masak masakan Indonesia?” ujar Rick, mengutip tawaran tetangganya.

“Awalnya saya pikir bercanda, karena sebenarnya saya nggak jago-jago amat masak. Tapi di-challenge seperti itu, saya nggak bisa nolak, malah senang,” kata Rick Rivai bersemangat.
“Nah setelah itu saya lalu berembuk sama istri. Kebetulan dia orang Belanda tulen. Soalnya kalau saya masak biasanya nggak pernah pakai ukuran. Main cemplang cemplung aja. Takarannya dikira-kira, karena semuanya ada di kepala. Sedangkan orang Belanda maunya yang serba pasti. Semua harus pakai ukuran. Berapa gram, berapa sendok makan, masaknya berapa lama. Lah, kalo saya masak mana pernah perhatian sama yang begituan,” kata Rick sambil terkekeh.

Kemudian Rick bersama istrinya menyiapkan resep menu masakan apa saja yang akan dibuat. Semua resep tentunya diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda. Lalu mereka menyiapkan meja khusus dengan berbagai jenis rempah. Satu persatu diberi label nama. Misalnya, kencur, jahe, kemiri, asam jawa, terasi cengkeh, daun serai, daun salam, laos, kunyit, dan sebagainya. Kalau tidak ada bahasa Belanda yang pas, tetap memakai bahasa Indonesia. Seperti sereh dan terasi, misalnya.

Kegiatan workshop tahun ini adalah yang kedua kalinya. “Pertama kali di bulan Oktober 2019 dengan 9 sampai 10 peserta workshop. Tapi ada juga peserta workshop yang tidak ikutan masak, hanya makan saja. Biasanya mereka para orangtua, anggota keluarga, tetangga, atau kenalan para peserta workshop tadi. Jadi kalau ditotal ada 25 orang. Peserta workshop masak dan tamu undangan,” kata pria asal Minang itu sambil tertawa.