Bincang Seru Sahabat Alzheimer, Luncurkan Buku Puisi

Penulis: Jacqueline Vandayantie

Kabarbelanda.com – Komunitas Perempuan Sahabat Alzheimer Indonesia Nederland mengadakan acara “Bincang Seru” sekaligus peluncuran perdana buku kumpulan puisi inspiratif perempuan “Suara Hatiku, Suara Hatimu” perwujudan perjuangan dan kasih sayang wanita dalam perjalanan kehidupannya pada peringatan Hari Kartini April lalu.

Bertempat di aula KBRI Den Haag, acara yang dihadiri sekitar 30 orang tersebut dimulai tepat waktu dengan kata sambutan dari Puji Lestari, konsuler Penerangan dan Sosial Budaya KBRI.

Senam otak untuk menstimulasi kerja otak serta melatih daya pikir dan kreativitas. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Para undangan diajak melakukan senam otak atau brain gym. Gerakan yang terlihat sederhana namun sulit tersebut sukses memancing gelak tawa para undangan karena gerakan yang mereka lakukan sering salah dan tidak sinkron. Senam otak dimaksudkan untuk menstimulasi kerja otak serta melatih daya pikir dan kreativitas juga sebagai terapi pasca stroke.

Bincang Seru terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama bertema “Perempuan dan Perannya” dipandu Manik Kharismayekti bersama tiga kontributor buku puisi. Mereka adalah Puji Lestari, Dessy Ekarini dan Wati Chaeron.

Tiga penulis buku puisi, Puji Lestari, Dessy Ekarini dan Wati Chaeron.. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Puji Lestari yang baru kali pertama ini menulis puisi, mengaku mendapatkan inspirasi dari anak terkasih juga dari alam sekitarnya, sehingga lahirlah dua puisi indah yang tertuang dalam buku puisi ini.

Mengenai wanita dan perannya di dunia kerja, menurut Puji, wanita juga harus mampu bersuara dan menunjukkan kapasitasnya dalam pekerjaan dengan tidak melupakan kodratnya sebagai wanita.

Lain halnya dengan Dessy Ekarini seorang perawat senior yang lebih dikenal dengan nama Deslom alias Dessy Lombok. Deslom memang hobi menulis dan senang mempelajari hal yang baru. Puisinya kali ini terinspirasi dari ibunya yang selalu menjadi teladan dalam hidupnya.

Para narasumber bincang seru “Suara Hatiku, Suara Hatimu.” (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Dalam pekerjaannya di dunia kesehatan, Deslom mengaku banyak menemui perawat wanita daripada laki-laki karena biasanya wanita lebih luwes dan fleksibel dalam bekerja. Dia juga menilai wanita zaman sekarang sudah sama tingginya dengan laki-laki dilihat dari sektor manapun.

Wati Chaeron juga menulis puisinya karena terinspirasi dari orang tuanya, pengajar di Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH). Walaupun lahir dan besar di Belanda, dia tidak melupakan asal usulnya sehingga dia fasih berbahasa Indonesia.