Merayakan Cultural Style Week 2023 di Den Haag

“Angisa yang kami pakai berasal dari jaman perbudakan di Suriname dan teknik lipatannya banyak digunakan untuk bertukar pesan rahasia,” pungkasnya.

Koleksi Tenun Dian Oerip. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Peragaan busana dari Indonesia menampilkan Dian Oerip, pendiri merek Oerip Indonesia, yang mempunyai ciri khas menonjolkan metode pencelupan dan tenun tradisional dari pengrajin ahli Indonesia.

Kali ini tenun yang diusung adalah tenun Sumba dan tenun Kalimantan. Peragaan busana kain tenun yang diperagakan oleh para model diaspora membawa kesan tersendiri bagi Franya Nayarini dan Gina Hijrahwadi.

Mereka mengaku sangat bangga bisa berpartisipasi dalam peragaan busana Cultural Style Week 2023.

Para penari Ukraina. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Selain itu ada penampilan spesial yaitu tarian rakyat Ukrania “Mriya” yang berarti Mimpi dalam bahasa Ukraina, yang dibawakan oleh grup tari Ukraina yang berbasis di Rotterdam.

Tampil memukau dengan tarian tradisional Bali, grup tari Bali DwiBhumi yang berarti Dua Dunia berhasil menyihir para undangan dengan penampilan mereka yang penuh semangat dan ekspresif.

DwiBhumi adalah grup tari yang berbasis di Belanda dan mengacu pada konsep Bali ‘sekala’ dan ‘niskala’ – dunia yang terlihat, dunia yang nyata dan dunia yang tidak terlihat, juga dunia non-materi berdasarkan agama Hindu.

(Foto: Jacqueline Vandayantie)

Dengan ‘dua dunia’ mereka juga mengacu pada budaya Bali dan Belanda yang secara harfiah terpisah bermil-mil, tetapi semakin dekat melalui seni dan budaya.

Tidak ketinggalan musisi gamelan Bali Krishna Sutedja yaitu musisi kelahiran Bali yang berbasis di Belanda. Beliau dibesarkan di sebuah keluarga seniman di kawasan Ubud dan telah belajar musik sejak kecil.

 

Ia datang ke Belanda saat berusia 22 tahun untuk belajar musik di Rotterdam Music Academy Codarts dan lulus pada 2019. Ia mengajar dan tampil bersama kelompok gamelan Bali lintas Eropa juga bekerja dengan genre dan instrumen musik modern dan Barat.

Perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia, Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya, FX. Widiarso ikut merasa bangga akan terlibatnya Indonesia pada acara ini.

FX Widiarso, Koordinator Fungsi Sosial Budaya. (Foto: Jacqueline Vandayantie)

Beliau mengatakan bahwa seluruh dunia harus mengenal Indonesia sebagai Indonesia yang baru, negara yang beradab dan berbudaya.

“Besar harapan saya agar Indonesia dapat terus berpartisipasi dalam Cultural Style Week yang akan datang,” kata Widiarso.

Editor: Bune Laskar