Luar Biasa, Antusiasme Penonton Acara Suara Satu Abad PPI Belanda

Tulus, yang bertinggi badan 186 cm dan memiliki senyum ramah ini juga sempat berbincang-bincang dan berfoto bersama dengan Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas.

“Saya senang bisa kembali berada di Belanda. Kali ini saya tidak merasakan capek atau jetlag. Yang saya rasakan hanya excited,” ujarnya kepada Kabarbelanda.com, ketika ditemui di ruang ganti.

Selain itu, ada pula Jaya Reborn, grup musik yang beranggotakan lima mantan anggota PPI. Mereka kini sudah lulus dari universitas, tinggal dan bekerja di Belanda.

“Kami merasa nyaman tinggal di Belanda. Selama ini kami merasakan adanya pengayoman dari pihak KBRI dan PPI sebagai wadah untuk berekspresi,” ujar  Natasha, Faros, dan Syafa, yang sebentar lagi akan pindah ke Berlin Jerman, karena pekerjaannya di Tesla.

Hall tempat acara dilangsungkan. (Foto: Jacqueline)

KBRI mendukung

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag, Agus Setiabudi, mengatakan, KBRI mendukung penuh kegiatan positif yang dilakukan PPI untuk berekspresi dan berorganisasi.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=oDXIgRH02lY[/embedyt]

Menurut Agus, kelak para pelajar ini bisa mendapatkan pengalaman juga bekal yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan, setelah mereka menyelesaikan studinya.

Agus menambahkan, atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI merupakan perpanjangan tangan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, namun juga merupakan bagian integral dari mekanisme diplomasi yang dikoordinasikan oleh Kementrian Luar Negeri, sehingga kegiatan pelajar Indonesia di luar negeri dapat diarahkan dan difasilitasi semaksimal mungkin.

Di sini, para diaspora bisa menemukan artis idolanya. (Foto: Jacqueline)

Diaspora bertemu idolanya

Yanti Sabrita, seorang diaspora yang bertempat tinggal di Amstelveen, tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. Pasalnya, ia bisa bertemu secara dekat dengan Tulus, penyanyi idolanya.

“’Saya tidak menyangka bisa melihat konser Tulus, idola saya, dan dapat berfoto bersama. Ternyata dia ramah dan tidak sombong,” ucap ibu dari dua anak ini dengan mata berbinar-binar.

Pengalaman pertama turut serta dalam acara ”Suara Satu Abad” ini dirasakan sangat istimewa bagi Kesya Wijianto, mahasiswi tahun pertama International Business Administration di Universitas Erasmus, Rotterdam.

”Saya merasakan perbedaaan yang jauh dibandingkan ketika masih tinggal di Jakarta,” pungkasnya. Di Belanda, ia dituntut untuk lebih mandiri, berinisiatif, dan mengatur waktu seefektif mungkin dalam mengerjakan tugas sekolah maupun kehidupan pribadi’.

Anthea Djajaprawira, mahasiswi Arts and Culture tahun ketiga di Radboud University, Nijmegen, selain sibuk di kepengurusan PPI, juga menjadi anggota panitia ”Suara Satu Abad”.

Anthea juga berkesempatan  magang di CCD-NL (Center for Culture and Development The Netherlands). Ia berencana segera menyelesaikan kuliahnya, kemudian bekerja selama 1 hingga 2 tahun di Belanda, kemudian mengambil gelar master sebelum kembali ke Indonesia.

Editor: Tian Arief