Luar Biasa, Antusiasme Penonton Acara Suara Satu Abad PPI Belanda

Penulis: Jacqueline Vandayantie

Kabarbelanda.com – Hujan deras yang mengguyur Amsterdam dan penutupan beberapa ruas jalan karena ada perbaikan jalan, tidak menyurutkan antusiasme para pelajar dan diaspora.

Mereka rela berhujan-hujan untuk mengikuti perhelatan akbar yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda, Sabtu (17/9/22). Perhelatan ini untuk merayakan 100 tahun terbentuknya organisasi ini.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=IRmEz7X_nbU[/embedyt]

Tiket masuk sebanyak 650 lembar ludes terjual, beberapa minggu sebelum acara digelar. Bahkan panitia harus menyetop penjualan tiket, karena kapasitas gedung yang tidak memungkinkan untuk penambahan orang lebih banyak lagi.

”Saya sangat kaget melihat antusiasme masyarakat terhadap acara ‘Suara Raya’ ini. Bukan hanya pelajar dan mahasiswa, tetapi juga para diaspora ikut meramaikan acara kami,” ucap Bodhivira Putra, mantan Wasekjen PPI Belanda.

Antrean panjang penonton menuju tempat pertunjukan. (Foto: Jacqueline)

Menurut Ikra Wiratama Hendra, Ketua Pelaksana Suara Satu Abad, acara yang dipersiapkan selama 5 bulan ini terinspirasi dari pidato Bung Hatta yang berjudul Indonesie Vrij (Indonesia Bebas). Pidato itu menjelaskan bagaimana bersuara dapat membebaskan rakyat dari penjajahan. Berlandaskan itu, lahirlah nama Suara Satu Abad untuk tema peringatan 100 tahun PPI.

”Hari Sabtu ini adalah acara konser. Namun terselip pesan untuk mengingat eksistensi PPI, dan berharap agar selalu menyuarakan pemikiran pelajar Indonesia di luar negeri untuk bisa membangun negeri,” ujar mahasiswa Biologi yang juga tertarik mendalami ilmu filsafat ini.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=8EytahZtvSo[/embedyt]

Bazar makanan

Acara Suara Satu Abad PPI Belanda ini diramaikan dengan hadirnya pusat jajanan aneka makanan Indonesia. Di hall Suara Pasar, makanan Manado, makanan Jawa, hingga mie instan ditawarkan dengan harga murah.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=VG5IuA7XyJU[/embedyt]

Menurut Nabil, Art Director acara ini, pusat jajanan ini digelar mengingat kebiasaan orang Indonesia yang suka berkumpul dan makan-makan.

Di hall Suara Pasar ini juga, Nabil dam timnya menggelar mini eksibisi, berupa pameran sejarah PPI dari awal terbentuk hingga sekarang. Tujuannya untuk mengingat kembali awal eksistensi PPI.

Konser musik hadirkan Tulus

Acara ini juga semakin seru dengan digelarnya konser musik pamungkas yang menghadirkan Hindia, grup musik asal Jakarta.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=MrSbD-iaZ2g[/embedyt]

Bagaskara Putra, vokalis Hindia, mengaku senang turut meramaikan acara ini. “’Saya kaget ketika diundang PPI untuk meramaikan acara ini. Rasa tidak percaya bisa hadir di tengah-tengah penonton Indonesia di Belanda,” ujar musisi kondang berusia 28 tahun ini.

Selain Hindia, tampil pula musisi berbakat yang tengah naik daun, Tulus. Penyanyi berpostur  tinggi besar ini membawakan lagu-lagu hits yang membuat penonton terhipnotis bergoyang dan menyanyi bersama. Tulus telah membuktikan kualitasnya sebagai pernyanyi terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

Tulus. (Foto: Jacqueline)

Tulus, yang bertinggi badan 186 cm dan memiliki senyum ramah ini juga sempat berbincang-bincang dan berfoto bersama dengan Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas.

“Saya senang bisa kembali berada di Belanda. Kali ini saya tidak merasakan capek atau jetlag. Yang saya rasakan hanya excited,” ujarnya kepada Kabarbelanda.com, ketika ditemui di ruang ganti.

Selain itu, ada pula Jaya Reborn, grup musik yang beranggotakan lima mantan anggota PPI. Mereka kini sudah lulus dari universitas, tinggal dan bekerja di Belanda.

“Kami merasa nyaman tinggal di Belanda. Selama ini kami merasakan adanya pengayoman dari pihak KBRI dan PPI sebagai wadah untuk berekspresi,” ujar  Natasha, Faros, dan Syafa, yang sebentar lagi akan pindah ke Berlin Jerman, karena pekerjaannya di Tesla.

Hall tempat acara dilangsungkan. (Foto: Jacqueline)

KBRI mendukung

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag, Agus Setiabudi, mengatakan, KBRI mendukung penuh kegiatan positif yang dilakukan PPI untuk berekspresi dan berorganisasi.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=oDXIgRH02lY[/embedyt]

Menurut Agus, kelak para pelajar ini bisa mendapatkan pengalaman juga bekal yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan, setelah mereka menyelesaikan studinya.

Agus menambahkan, atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI merupakan perpanjangan tangan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, namun juga merupakan bagian integral dari mekanisme diplomasi yang dikoordinasikan oleh Kementrian Luar Negeri, sehingga kegiatan pelajar Indonesia di luar negeri dapat diarahkan dan difasilitasi semaksimal mungkin.

Di sini, para diaspora bisa menemukan artis idolanya. (Foto: Jacqueline)

Diaspora bertemu idolanya

Yanti Sabrita, seorang diaspora yang bertempat tinggal di Amstelveen, tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. Pasalnya, ia bisa bertemu secara dekat dengan Tulus, penyanyi idolanya.

“’Saya tidak menyangka bisa melihat konser Tulus, idola saya, dan dapat berfoto bersama. Ternyata dia ramah dan tidak sombong,” ucap ibu dari dua anak ini dengan mata berbinar-binar.

Pengalaman pertama turut serta dalam acara ”Suara Satu Abad” ini dirasakan sangat istimewa bagi Kesya Wijianto, mahasiswi tahun pertama International Business Administration di Universitas Erasmus, Rotterdam.

”Saya merasakan perbedaaan yang jauh dibandingkan ketika masih tinggal di Jakarta,” pungkasnya. Di Belanda, ia dituntut untuk lebih mandiri, berinisiatif, dan mengatur waktu seefektif mungkin dalam mengerjakan tugas sekolah maupun kehidupan pribadi’.

Anthea Djajaprawira, mahasiswi Arts and Culture tahun ketiga di Radboud University, Nijmegen, selain sibuk di kepengurusan PPI, juga menjadi anggota panitia ”Suara Satu Abad”.

Anthea juga berkesempatan  magang di CCD-NL (Center for Culture and Development The Netherlands). Ia berencana segera menyelesaikan kuliahnya, kemudian bekerja selama 1 hingga 2 tahun di Belanda, kemudian mengambil gelar master sebelum kembali ke Indonesia.

Editor: Tian Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :