“Tujuan acara ini adalah memperingati, mengenang dan mendoakan korban perang dunia ke dua. Jadi kalau kita memperingati dan mengenang para korban tentu kita tidak melihat siapa yang salah atau benar. Karena ini bukan acara memperingati peristiwanya. Tapi sekali lagi, ini adalah acara untuk mengenang dan mendoakan para korban, itu saja,” kata Dubes Mayerfas kepada Kabarbelanda.com.
Kehadiran Dubes RI selaku wakil pemerintah Indonesia mengundang kritik pedas dari Federatie Indische Nederlanders (FIN), kelompok warga negara Belanda keturunan Hindia Belanda, yang mengklaim berjuang dan berperang membela negara sampai ke Hindia Belanda.
Ketua FIN atau Federasi Hindia Belanda, Hans Moll pun mengancam mundur dari jabatannya.
Menurut Hans, seharusnya pemerintah Indonesia menyatakan pernyataan maaf terlebih dahulu kepada pemerintah Belanda dan kepada keluarga veteran atas kekerasan perang yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia, atau yang disebut “Bersiap”, yang ingin Hindia Belanda menjadi negara yang merdeka berdaulat setelah kependudukan Jepang pada waktu itu.