Pada saat acara dibabak penyisihan, para peserta wajib menggunakan busana tradisional kebaya modern dan klasik. Lengkap dengan sanggul. Dasar penilaian adalah kepakeman, keserasian warna, simpel dan elegan. Sementara untuk intelegensia, panitia sudah menyiapkan pertanyaan. “Misalnya, apa sebutan upacara kematian di Bali atau lagu Rek Ayo Rek berasal dari daerah mana,” kata Sita.
Sponsor yang ikut serta dalam acara ini juga cukup banyak. Menurut Edi De Danser, hal ini disebabkan banyak pengusaha Indonesia yang ingin memperkenalkan produknya di Belanda. Misalnya pengusaha properti dan villa di Bali.
Pemenang juara umum mendapatkan hadiah berupa tiket pulang pergi Belanda – Indonesia. Juara pertama mendapatkan uang tunai senilai 500 euro atau 7,5 juta rupiah ( dengan nilai tukar kurs 15 ribu/euro) Sedangkan untuk juara kedua dan ketiga masing- masing mendapatkan 250 euro dan 150 euro.
Menurut Sita, untuk mensukseskan acara ini, ia membagi tugas dengan Edi. Misalnya, untuk susunan acara dipegang Sitta, sementara Edi menangani sponsor dan keuangan.
Secara umum acara ini lumayan sukses dan mendapat respon positif pengunjung. Namun ternyata ada juga, pengunjung yang kecewa. Hal ini diungkapkan salah satu pengunjung yang tak mau disebutkan namanya. Ia mengatakan kalau jalannya acara terlalu lama dan pada akhirnya pulang satu persatu sebelum pengumuman pemenang. “Padahal pengunjung selain ingin menyaksikan acara ini juga ingin lebih banyak nyanyi dan jogetnya” tambah perempuan itu, seperti yang diungkapkan kepada kabarbelanda.com
Acara ini diramaikan Nuansa Bali Dance group. Untuk musik dan lagu dimainkan Ferry dan Dewi. Sementara MC dibawakan Kania Linda, warga Indonesia yang tinggal di Utrecht.