Usai Shalat Idul Adha Warga Indonesia di Belanda Disuguhi Nasi Rawon

Tak kurang dari seribu umat muslim menjalankan ibadah shalat idul adha bersama di mesjid al hikmah Den Haag Belanda. Diantara para jemaah yang mayoritas adalah warga indonesia ini, ada juga warga yang berasal dari negara lain. Yaitu Marokko dan Turki serta beberapa mualaf Belanda//

Ibadah shalat berlangsung hikmat. Bertindak sebagai khatib dr. Fahrizal Yusuf Affandi yang juga ketua PBNU bidang ekonomi dan lingkungan hidup. Tema kotbah yang disampaikan adalah ketakwaan sebagai nilai esensi ibadah kurban.

Warga Indonesia di Belanda menjalankan shalat Idul Adha bersama ( Foto : KBRI Den Haag)

Duta besar untuk kerajaan Belanda Mayerfas tampak hadir diantara jemaah dan menjalankan ibadah bersama. “Saya melihat banyak warga yang semangat untuk beribadah bersama. Di mesjid dua lantai ini , semuanya hampir penuh.” kata Mayerfas.

Dubes Mayerfas juga menambahkan, hari raya idul adha kali ini jatuh pada hari libur, sehingga banyak warga yang bisa datang. Sementara itu, penggalangan dana dari umat muslim yang terkumpul untuk hewan kurban sebanyak  3 ekor sapi dan 7 ekor kambing. Menurut rencana pemotongan hewan kurban sapi akan dilakukan senin depan dan dibagikan di mesjid Al Hikmah Den Haag. Sedangkan sebagian uang untuk pembelian 7 ekor kambing akan diserahkan ke salah satu mesjid di Indonesia.

Duta Besar untuk kerajaan Belanda Mayerfas hadir ditengah umat muslim di mesjid Al Hikmah Den Haag ( Foto: KBRI Den Haag)

Dalam kesempatan ini, dubes Mayerfas juga mengucapkan selamat hari raya Idul Adha 1443, semoga ketakwaan kita bisa terus bertambah.

Menurut ketua mesjid Al Hikmah Nur Hasyim Subadi, untuk mengantisipasi banyaknya jemaah yang hadir, panitia menyiapkan karpet tambahan di luar gedung mesjid. Ibadah yang dimulai pukul 9 pagi  berakhir hingga pukul 10.30 waktu setempat.

Mesjid Al Hikmah Den Haag mayoritas jemaahnya adalah warga Indonesia. ( Foto : KBRI Den Haag)

Pada kesempatan ini, panitia mesjid al hikmah bekerja sama dengan PPME Den Haag dan kelompok pengajian Tomboati NU Belanda menyediakan minuman panas seperti kopi dan teh. Dan sebagai kejutan, panitia juga menyiapkan nasi rawon untuk para jemaah yang dibagikan usai ibadah.

 

Warga tampak senang, karena dalam kesempatan seperti inilah mereka bisa saling bertemu, bertukar kabar dan menikmati suguhan masakan tradisional.

 

Penulis : Yuke Mayaratih

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :