Tiga Tahun Absen, Java Village Kembali Ramaikan Wereldfair Leiden

Pengurus Yayasan Java Village kiri ke kanan: Kristel Hoogstad, Sonya Abrahams, Mies Grijns, Huguette Mackay, Ties Molhoek (berdiri di belakang). (Foto: Silvy Puntowati)

“Wereldfair” di halaman Museum Volkenkunde, Leiden penuh dengan berbagai stand yang menjual produk produk menarik dan makanan khas dari berbagai penjuru dunia.

Lokasi museum Volkenkunde yang sangat dekat dengan stasiun Central sangat mudah dicapai oleh pengunjung dari lain kota yang bermaksud datang dengan kendaraan umum, kereta api atau bus.

Ties Molhoek, Silvy Puntowati, Bati dan Ary Kusnanto pada Wereldfair 2017 (Foto: Silvy Puntowati)

Pengunjung yang datang dengan mobil pribadi bisa memarkir kendaraannya di tempat parkir molen De Valk atau Morspoort.

Selain belanja, pengunjung juga tetap bisa masuk ke museum untuk mengunjungi pameran yang sedang berlangsung atau mengikuti berbagai kegiatan dan workshop menarik yang khusus diadakan pada hari itu.

Stichting Java Village atau Java Village Foundation didirikan Mies Grijns dan Titi Setiawati.

Berawal saat Mies Grijns, ahli antropologi budaya, melakukan penelitian di perkebunan teh di Jawa Barat, di masa mudanya.

Sekretaris Java Village Ties Molhoek dan koordinator bagian makanan Silvy Puntowati pada Wereldfair 2017. (Foto: Dok. Silvy Puntowati)

Selama penelitian, Mies muda dibantu Titi Setiawati. Selama berbulan bulan hidup membaur bersama penduduk yang mereka teliti, mereka melihat dan menyaksikan sendiri berbagai permasalahan yang dialami penduduk setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :