Nostalgia Saat Menapak Pertama di Belanda, Cuaca Dingin dan Kendala Bahasa

Saat ini, sudah genap 3 tahun tinggal di negara sekular ini. Namun kemampuan bahasa Belanda saya belum seberapa. Cuaca dingin masih menjadi momok bila winter. Artinya, proses belajar masih terus berlanjut. Tapi setidaknya saya punya alasan untuk bersyukur.

Belakangan saya mengenal banyak orang senegara. Mereka yang begitu aktif di gereja, sebut saja KKI (Keluarga Katolik Indonesia), juga saudara-saudara yang Protestan. Mereka adalah bagian dari keluarga yang membantu saya mendapatkan informasi yang saya butuhkan. Terima kasih saudara.

Sekarang ini, masih banyak yang harus saya benahi, saya pelajari, dan butuh perhatian untuk perbaikan. Terima kasih untuk semuanya, yang dengan caranya telah ikut menenun sejarah hidupku. Tarekatku, keluargaku, saudaraku, dan sahabat-kenalan. Kiranya Tuhan mengganjari kebaikanmu.

“Tiga tahun belum apa-apa, bro,” kata Yan Asa, saat melihat saya yang agak stres karena bahasa Belanda masih terbatas. Memang betul, itu tidak gampang. Tapi saya tetap berharap, segala sesuatu berjalan sesuai penyelenggaraanNya. (Bersambung)

Editor: Tian Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :