Sejauh mata memandang, yang tampak hanyalah hamparan rerumputan hijau nan luas. Segala sesuatu tampak asing, meski sebelumnya pernah kulihat di foto atau video. Di saat seperti itulah saya merasa benar-benar terasing dan sendirian.
Selama penerbangan, duduk di samping saya dua perempuan Indonesia, yang sampai hari ini tak pernah kukenal. Saat itu saya hanya ber-“say hello”, sekadar berbasa basi. Tak sampai mengobrol atau berkenalan.
Untunglah, kesendirian tadi hanyalah dirasakan sebentar. Saudaraku Pater Klemens sudah menunggu sambil membawa jaket Belanda tebal yang menghangatkan. Hati senang meski ingatan masih di tanah Timor manise.