Gebrakan Satu Tahun Dubes Mayerfas untuk WNI di Belanda, Apa Saja?

Sebelumnya, banyak warga Indonesia yang sebenarnya ingin membantu temannya yang sedang mengalami kemalangan, tapi tak bisa melakukannya. Pasalnya mereka memiliki keterbatasan pengetahuan tentang aturan hukum di Belanda.

Selain itu, keterbatasan Bahasa sering menjadi kendala. Kebanyakan korban KDRT ini tidak mau pulang ke Indonesia dengan berbagai alasan. Padahal suami atau pasangannya, yang notabene orang Belanda atau orang yang menetap di Belanda, mengancam akan memulangkan korban ke Indonesia.

Nah, webinar yang diadakan dua seri berturut- turut ini, menjawab berbagai persoalan semacam itu. Webinar KDRT dan masalah keimigrasian di Belanda menghadirkan pengacara khusus untuk masalah keimigrasian dan pengacara khusus untuk masalah rumah tangga. Keduanya adalah pengacara senior asal Belanda yang selama ini sering membantu warga Indonesia di Belanda

Menggandeng firma hukum Belanda untuk penyelesaian kasus KDRT wanita WNI yang banyak terjadi di Belanda. (Dok. KBRI Den Haag)

Dari pengamatan, terkuak bahwa begitu banyak wanita Indonesia yang menikah dengan pria yang menetap di Belanda, kemudian menjadi korban KDRT. Inilah yang memunculkan ide untuk memberikan advis yuridis kepada warga Indonesia yang mengalami masalah terkait masalah hukum. Mereka bisa menghubungi bagian konsuler di KBRI untuk meminta advis yuridis yang diperlukan.

Selain itu, Mayerfas juga meningkatkan kerja sama yang lebih erat antar-pengusaha Indonesia di Belanda dan Eropa. Selama ini Mayerfas melihat pengusaha Indonesia di Belanda dan di Eropa, banyak yang tidak saling mengenal dan bekerja sendiri-sendiri. Padahal dengan saling mengenal dan bekerja sama memasarkan produk mereka, mereka bisa memiliki peluang yang lebih menguntungkan. Mayerfas mencontohkan, pengusaha-pengusaha Thailand dan Vietnam yang kompak bersatu.

Menghadiri pertemuan dengan importir produk Indonesia di Belanda. (Dok. KBRI Den Haag)

Mayerfas melihat jumlah diaspora di Indonesia punya potensi yang menguntungkan buat para pengusaha Indonesia. Jumlah diaspora, yang jika dihitung dengan keturunan Indonesia Belanda beserta pelajar dan mahasiswa, mencapai sekitar 2 juta orang. Jumlah yang amat besar, karena angka ini sama dengan 10 persen dari jumlah penduduk Belanda!

Nah, dengan adanya kekompakan antar-pengusaha Indonesia, Mayerfas mengharapkan pengusaha kecil bisa menjadi besar, dan pengusaha besar menjadi semakin besar. Sedangkan yang bukan pengusaha bisa menjadi pengusaha.

Pada pertemuan antar-pengusaha itu juga dihadirkan para mahasiswa. Sehingga mereka bisa belajar dari pengalaman para pengusaha yang hadir di sini, atau malah bisa menjadi partner usaha nantinya.

Pengusaha Indonesia di Belanda berdiskusi dengan Dubes Mayerfas. (Dok. KBRI Den Haag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :