Dia menambahkan, Indonesia bisa mengambil peluang ini, khususnya bagi para pemuda Indonesia, dengan mempersiapkan skills yang mereka miliki. Salah satu syarat utamanya, menurut Saufi, adalah
kemampuan berbahasa Jerman yang baik, minimal level B2.
Di akhir paparannya, Saufi menyampaikan beberapa keuntungan Ausbildung di Jerman, antara lain, mendapat tunjangan pelatihan, pendampingan dari instruktur profesional, memperluas kontak dan jaringan profesional, pengalaman praktik langsung dengan industri, dan kontrak kerja sebagai pegawai tetap.
Saufi juga mengingatkan agar para pemuda mengumpulkan informasi terkait lowongan vokasi ini dari sumber yang resmi dan benar.
Narasumber lainnya, Maulandiki Dani (Senior Executive Training & Education Department AHK-EKONID), selain memaparkan sistem pendidikan umum di Jerman, juga menerangkan tentang sistem pendidikan vokasi dan budaya kerja di Jerman.
Menurutnya, Pendidikan dan pelatihan vokasi di Jerman merupakan salah satu jaminan terpenting agar dunia usaha dan dunia industri mampu bersaing dalam persaingan global. Pendidikan dan pelatihan vokasi, khususnya Sistem Ganda, ujar Diki, memberikan bekal kepada para generasi muda, untuk masa depan yang lebih menjanjikan. Diki juga menyebutkan bahwa keberhasilan ini dibuktikan dengan rendahnya angka pengangguran usia muda di Jerman.