Penulis: Yuke Mayaratih
Deventer, Belanda – Jemaat Gereja Oikumene Kawanua Nederland (GOKN) Cabang Zuthpen mengadakan acara kebaktian di alam terbuka, tempat rekreasi Busloo di kawasan Wilp, Belanda. Kebaktian itu digelar untuk memperingati HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia, 15 Agustus lalu.

Jemaat yang hadir terdiri dari 50 WNI di Belanda beserta keluarganya. Acara dimulai dengan ibadah yang dipimpin ibu Ina Veenemans-Lawalata, dengan tema “Ibadah adalah Tuhan mengenal kita sejak dalam kandungan”. Ibadah berlangsung selama 1 jam, ditutup persembahan lagu dari grup musik “Ambon Manise”.
Beberapa jemaat mengenakan baju berwarna merah dan putih, sesuai dengan suasana peringatan HUT Kemerdekaan 17 Agustus. Mereka mengikuti ibadah dengan khusuk. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan makan, menyanyi, dan berjoget bersama.

Ketua GOKN Josias Estepanus Lalenoh mengatakan, setiap tahun mereka selalu mengadakan kebaktian khusus pada bulan Agustus. “Sekalian merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Soalnya cuaca dimusim panas ini cukup bagus, jadi kami menggelar acara ibadah di udara terbuka. Jemaat juga bisa lebih bebas menari dan menyanyi,” tutur Josias Estepanus.
Di lokasi kebaktian terpasang bendera Merah Putih, menandakan bahwa hari ini adalah hari spesial buat orang Indonesia. “Karena jemaat kami memang sebagian besar berasal dari Indonesia,” kata Josias.

Setiap anggota jemaat membawa masakan Indonesia dari rumah masing-masing, untuk dinikmati bersama. Ada pula yang membawa minuman, buah-buahan, dan aneka kue khas Indonesia.
Pada tahun-tahun sebelumnya, seusai kebaktian digelar aneka permainan dan perlombaan khas 17-an. Namun mengingat situasi pandemi, acara perlombaan batal dilakukan.

Nina Huetink Martina, seorang jemaat mengatakan, saat berada di tengah kumpulan Indonesia seperti ini, dirinya serasa berada di Tanah Air sendiri. Meski dia berada jauh di Negeri Belanda, dirinya tetap berdoa untuk Tanah Air tercinta.
Setiap orang membawa masakan masing-masing dari rumah, jadi makanan yang terhidang cukup beragam. “Karena udara cukup baik, saya khusus membuat karedok. Biasanya saya bikin asinan. Ada nasi putih, perkedel, mie goreng. Sedangkan untuk aneka daging, dibakar di tempat atau barbeque, roti serta salad. Jadi mereka yang memiliki pasangan Belanda juga bisa menikmati hidangan khas Belanda,” jelas Nina Killay, anggota panitia bagian konsumsi.

Selain makanan, ada juga beberapa jemaat yang membawa kue lapis, kue lapis manado, dan bolu pandan. Menurut Nina, bolu pandan atau spons cake dan spekkoek adalah kue yang wajib ada, jika ada acara khusus seperti ini.
Acara dimulai pukul 14.00 waktu setempat dan berakhir pukul 19.00 malam. Di musim panas, matahari masih terlihat sampai pukul 22.00 malam.
Editor: Tian Arief