Begini Cara Terbang Gratis ke Belanda, Dapat Uang Saku Pula

Penulis: Yuke Mayaratih

Kabarbelanda.com, Deventer – Anda tahu kan jastip alias jasa titip? Jika istilah ini masih terdengar asing di telinga anda, singkatnya begini. Anda misalnya menginginkan barang dari luar negeri, tapi anda tidak bisa berangkat ke sana. Nah, lewat jastip, anda bisa mendapatkan barang yang anda inginkan tanpa harus repot-repot mengurus paspor dan visa, juga tiket pesawatnya. Sebaliknya, bagi pelaku jastip, ini bisa menjadi peluang tambahan penghasilan yang menjanjikan. Begitu kira-kira.

Tak dipungkiri, seiring perkembangan zaman, jastip sekarang sudah menjadi bisnis yang sangat menggiurkan, terutama bagi warga Indonesia yang bermukim di luar negeri. Warga Indonesia di Belanda, lazim menggunakan jastip saat mengirimkan barang untuk orangtua, keluarga, atau teman di Tanah Air. Selain lebih cepat, karena menggunakan pesawat, tentu saja ongkir alias ongkos kirim lebih murah dibandingkan dengan tarif kargo resmi yang ada.

Sebagai perbandingan, kalau kita menggunakan jasa PT POS Indonesia atau DHL, maka anda akan dikenakan tarif Rp 945 ribu untuk setiap kilogram, atau 59 euro. Sedangkan dengan jatip, kita hanya perlu merogoh kocek 15 euro saja.

Sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia, tarif rata-rata barang per kilogramnya hanya 10-12 euro. Tapi kini sudah harganya menjadi 15 euro per kilogram, bahkan ada yang berani pasang harga 18 euro per kilogram.

Bayangkan saja. Jika jika kita memiliki jatah bagasi 20-30 kg dan kabin 7 kg. Katakanlah untuk kabin kita pakai untuk kebutuhan kita sendiri, sedangkan 20-30 kg sisanya dijual seharga 15 euro per kilogramnya untuk barang-barang jastip. Sangat menguntungkan, bukan?

Paling tidak, kita bisa mendapat untung 450 euro sekali perjalanan. Belum lagi kalau pulang pergi kita “jual bagasi”, maka kita akan mendapatkan 900 euro. Sungguh fantastis! Dengan begitu, kita bukan saja mendapatkan tiket pesawat secara “gratis”, tetapi juga masih tambahan ada “uang saku”. Sungguh menggiurkan.

Usaha jastip bisa menutupi tiket pesawat sekaligus tambahan uang saku. (Freepik)

Praktik ini sejak 5 tahun terakhir marak dilakukan warga Indonesia yang tinggal di Belanda. Jadi kalau mereka lagi kangen ke Indonesia, mereka nggak perlu lagi pusing mikirin ongkos. Tinggal jual bagasi aja.