Penulis : Jacqueline Vandayantie
Zaandam, Kabarbelanda.com – Sosoknya ramah dan murah senyum. Pemilik Toko Kalimantan di kota Zaandam, Belanda ini begitu luwes saat melayani pembeli dan bercengkerama bersama mereka.
Itulah Arina Rasmiati, yang biasa dipanggil Rina. Sejak masih tinggal di Indonesia (Kalimantan), jiwa pedagang Rina sudah terasah, karena keluarganya memiliki toko grosir bahan makanan.
Namun pindah ke Belanda, Rina sering bolak-balik Indonesia-Belanda untuk mengunjungi ayahnya yang bekerja di Belanda.
“Saya sudah menetap di Belanda selama lebih dari 20 tahun,” kata Rina kepada kabarbelanda.com, beberapa waktu lalu.

Setelah menikah dengan pria berkebangsaan Belanda dan menetap di Zaandam, Rina memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga dan membesarkan ketiga anak mereka.
Sehari-hari, Rina mempelajari jenis bebatuan alam dengan mengikuti kelas seminggu sekali di kota Utrecht.
Ia senang berkreasi membuat pernak-pernik perhiasan, yang kemudian dia jual di pasar tradisional atau menawarkan langsung kepada teman-teman dekatnya.
“Saya tidak bisa tinggal diam begitu saja di rumah. Selalu ada saja yang saya kerjakan. Selain membuat perhiasan, saya juga hobi memasak. Banyak teman yang pesan makanan seperti siomay, gado-gado dan pempek. Juga masakan Kalimantan, dan saya selalu senang hati membuatkannya,” imbuhnya sambil tersenyum.
Ketika ditawari berjualan makanan Indonesia di Foodhal Zaandam, yang buka setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu, Rina tak menyia-nyiakan peluang itu.

Banyak pelanggan yang mayoritas orang Belanda menyukai masakannya. Banyak pula dari pelanggannya yang memesan makanan untuk pesta ulang tahun atau acara lainnya.
Namun ketika terjadi pandemi COVID-19, Foodhal tersebut juga terpaksa harus ditutup, sehingga Rina kembali berjualan makanan dari rumah.
Seiring dengan berjalannya waktu, selain berjualan makanan dengan sistem PO (Pre Order), Rina juga sering mendapat titipan dari teman-temannya untuk membelikan mereka produk Indonesia ketika dia berbelanja grosir.
