Kabarbelanda.com, Amsterdam – Peter R. de Vries, jurnalis investigasi Belanda yang meninggal akibat ditembak orang tak dikenal, pada Kamis (15/7/21), disebut-sebut sebagai seorang pejuang keadilan yang tak kenal takut. De Vries pada 1980-an terkenal karena laporan investigasinya yang berhasil membebaskan miliuner Freddy Heineken dari aksi penculikan.
Wartawan veteran berusia 64 tahun itu terkena setidaknya lima tembakan pada suatu siang tanggal 6 Juli 2021 di tengah keramaian jalan Amsterdam, sesaat setelah meninggalkan stasiun televisi. Setelah sembilan hari berjuang melewati masa kritis setelah operasi pengangkatan peluru di rumah sakit, De Vries akhirnya menyerah dan menghembuskan nafas terakhirnya.
“Saat meninggal, ia dikelilingi orang-orang yang mencintainya,” kata salah seorang keluarganya, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Radio RTL, sebagaimana dikutip France24.com, Minggu (18/7).
De Vries, yang dibesarkan di tengah keluarga religius di Amstelveen -sebuah kota dekat ibu kota Belanda- pertama dikenal publik sewaktu menjadi reporter kriminal tabloid De Telegraaf. Dia menulis tentang penculikan Heineken, sehingga laporannya itu menjadi headline yang dibaca seluruh dunia.
“Dia menyusup ke dalam lingkaran dua dari para penculik, Cor van Hout dan Willem Holleeder,” tulis surat kabar Belgia Nieuwsblad.
Pada 1987, dia menulis laporan berjudul “Penculikan Alfred Heineken”, dengan sudut pandang salah seorang penculik (Van Hout).
Laporan De Vries itu kemudian ditulis menjadi sebuah buku yang didasarkan wawancara dengan Van Hout dan Holleeder. Buku itu sontak menjadi best-seller dan menjadi buku paling dicari di toko-toko buku di Belanda.