Bern, Kabarbelanda.com – Suasana ceria dan penuh keakraban terasa sejak awal wisuda Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) KBRI Bern, Sabtu (6/12). Bertempat di Wittigkofen, acara ini menjadi panggung bagi 30 pemelajar dari Swiss dan Liechtenstein yang selama satu semester menekuni bahasa Indonesia, mulai dari anak-anak hingga para profesional berbagai bidang.
Momen yang paling banyak dibicarakan adalah presentasi tiga siswa BIPA 6: Jasper, Tiffany, dan Monique. Dengan percaya diri, mereka membawakan materi berjudul Swiss–Indonesia: Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan, yang merangkum perjalanan panjang kerja sama dan persahabatan dua negara.

“Walaupun Swiss dan Indonesia berbeda, perbedaan itu justru memperkaya hubungan kita,” kata Jasper. “Kalau ada saling percaya, semua bisa tumbuh bersama.”
Penampilan Penuh Warna dari Berbagai Kelas
Acara wisuda tahun ini terasa hangat karena seluruh siswa diberi kesempatan tampil.
Dari kelas anak-anak, Liam, Tara, Naomi, dan Marcel memamerkan karya layang-layang sambil menyanyikan “Naik Kereta Api” dan “Halo-Halo Bandung”. Layang-layang bergambar Pancasila ciptaan Naomi membuat banyak orang tersenyum bangga.
Kelas BIPA 1A menampilkan lagu dolanan “Cublak-Cublak Suweng”, lengkap dengan gerakan kecil yang menghidupkan suasana. Kelas 1B membawa pantun lucu, sementara Michel dari BIPA 3, seorang pengacara dari Jenewa, menyanyikan “Keluarga Cemara” dengan penuh perasaan.

Kelas BIPA 4 juga tak mau kalah. Mereka menampilkan drama klasik Jawa “Ande-Ande Lumut”, yang sukses membuat penonton tertawa sekaligus kagum dengan kefasihan bahasa Indonesia mereka.

