Forum ini juga akan membahas masa depan layanan kesehatan Indonesia, termasuk gagasan pembangunan zona medis khusus di Bali dan penggunaan teknologi canggih seperti tele-surgery berbasis AI dan robotik. Gagasan ini lahir dari keresahan yang mungkin juga dirasakan diaspora: mengapa warga Indonesia masih harus berobat ke luar negeri?
Isu lain yang tak kalah relevan adalah krisis sampah. Diaspora Indonesia di Belanda, negara yang dikenal unggul dalam pengelolaan limbah, akan menemukan resonansi dalam sesi bertajuk From Waste to Energy. Trigo Neo dan Edward Wanandi akan memaparkan rencana membangun fasilitas pengolah sampah menjadi listrik, dengan teknologi dari Jerman senilai Rp 4,4 triliun.

Diplomasi Budaya: Dari Kampung Ndeso ke Panggung Dunia
Bagi diaspora yang bergerak di bidang seni dan budaya, kehadiran seniman Hadi Soesanto menjadi angin segar. Tanpa dukungan dana pemerintah, ia berhasil membawa seni Jawa—lukisan, musik, hingga pertunjukan teatrikal—ke berbagai negara, termasuk Hungaria dan Taiwan. Gerakan “Mesum to Mesem” yang diusungnya menyampaikan pesan kuat: seni bisa menjadi alat diplomasi budaya yang membumi dan berdampak global.
Ajakan untuk Diaspora Belanda
Sebagai salah satu komunitas diaspora terbesar dan paling terorganisir di Eropa, diaspora Indonesia di Belanda diharapkan hadir dan terlibat aktif. Baik secara langsung di Jakarta, maupun melalui koneksi daring dan jejaring pasca-acara. Apakah Anda seorang akademisi, profesional teknologi, pelaku seni, atau pengusaha sosial? Forum ini adalah tempat untuk menyuarakan kepedulian dan menyalurkan aksi nyata.
“Indonesia tidak kekurangan talenta, yang kita butuhkan adalah ruang dan keberanian untuk kembali terhubung,” ujar Nuning Hallet, diaspora dari Inggris yang juga aktif menghubungkan jejaring diaspora lintas benua.
Bersama, Kembali ke Akar
Diaspora Global Summit 2 bukan sekadar konferensi. Ia adalah tempat bertemunya nostalgia dan harapan. Tempat pertemuan antara masa lalu di kampung halaman dan masa depan yang ingin dibentuk bersama.
Untuk diaspora Indonesia di Belanda: inilah saatnya pulang—dengan pikiran, ide, jejaring, dan solusi. Indonesia menanti.