Perubahan Demi Menjawab Tantangan Zaman (2)

Penulis:  A. Zulfan

Transformasi Logo Kutus-Kutus

Seperti kata pepatah, semakin tinggi pohon akan semakin kencang anginnya,” kata Bambang Pranoto hati-hati. Itu terjadi pada produksi Kutus-Kutus. Di Indonesia produk Kutus-Kutus banyak dipalsukan orang dengan harga sangat murah. Selain itu, hak paten merek Kutus-Kutus juga sudah didaftarkan orang. Itu membuat pemasaran minyak Kutus-Kutus menjadi kacau. Penjualan minyak Kutus-Kutus turun drastis,” ujar Bambang Pranoto menyayangkan pemalsuan obat yang dilakukan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab itu.

Masalah itu tidak hanya terjadi di Indonesia. Ketika Kutus-Kutus coba ia daftarkan hak patennya di Eropa, ternyata juga sudah ada lima pihak yang lebih dulu mendaftarkannya. Pihaknya telah mencoba berbagai upaya untuk masalah kepemilikan hak paten itu tapi tidak berhasil.

Mereka malah bisa men-take-down perusahaan kita kalau kita memakai nama Kutus-Kutus,” ujar Bambang menghawatirkan kondisi perusahaannya.

Ia menambahkan penjelasannya bahwa masalah itu berlarut-larut mulai sejak 2013 hingga 2023. Menjadi masalah besar bagi perusahaannya yang mempekerjakan ratusan karyawan itu.

Transformasi logo Kutus-Kutus. (Foto: Istimewa)

Untuk keluar dari masalah berlarut itu, Kutus-Kutus mentransformasikan bentuk logo Kutus-Kutus ke dua buah bentuk logo yang berbeda. Logo yang satu berupa Kutus-Kutus Aksara Bali, dan yang satunya berupa logo Sanga-Sanga. Kedua logo merk itu sudah didaftarkannya di Belanda.

“Sanga-Sanga dimaksudkan untuk pemasaran produk Kutus-Kutus di Eropa,” tambah Riva Effrianti, CEO Kutus-Kutus Group.

Kalau sebelumnya Kutus-Kutus dituliskan dalam aksara latin, sekarang Kutus-Kutus dituliskan dalam Aksara Bali. Ini juga sesuai anjuran pemerintah di Bali agar perusahaan-perusahaan di Bali memakai aksara Bali, dengan slogan ‘Joss Forever!’ ujarnya.



Ia menambahkan bahwa Kutus-Kutus Group sekarang ini hadir dengan semangat baru, membuat produk baru yang lebih ultimate, yakni Sanga-Sanga, dengan jargon ‘Sing Ada Lawan’.

“Yang lebih penting bisa menebar manfaat untuk banyak orang,” kata Riva menyakinkan.

Transformasi logo itu bukan hal mudah bagi Bambang Pranoto. Nama Kutus-Kutus sudah melekat dalam dirinya sebagai penemu dan nama itu sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Tapi transformasi ini harus dilakukan,” kata Bambang menegaskan.

Bambang Pranowo mengungkapkan logo baru Kutus-kutus. (Foto: Istimewa)


Inovasi Minyak Kutus-Kutus

Bambang Pranoto melanjutkan penjelasan menarik lainnya.

Suatu ketika ia mendengar ada percakapan pendek dalam sebuah wawancara. Mereka adalah petinggi negara. Dalam percakapan sebelum wawancara itu salah seorang hadirin menyapa kedua perempuan petinggi negara itu, apakah mereka memakai minyak Kutus-Kutus? Kedua petinggi negara itu bercanda spontan menjawab: “Ya nggak lah. Minyak Kutus-Kutus baunya seperti mbah-mbah!