The Rivers, Grup Musik Indonesia di Belanda Makin Eksis Berkarya

Nah, pada suatu saat grup band Euronesia semengadakan jamming. Mereka mengundang beberapa pemain musik Indonesia yang ada di Belanda untuk datang ke studio.

“Saya pun datang ke sana, sekedar memberi support. Ternyata, Junaedi berasal dari Sumatera Barat juga ada di sana. Kami pun berkenalan.

Apalagi saya juga orang asli Minang. Sebagai sesama orang awak, pembicaraanpun semakin lancar,” kata Ajo.

Mereka pun membuat janji untuk jamming bareng. “Dan ternyata cocok. Selera musik kami sama. Tapi saat itu kami tidak punya pemain bas.

Dalam pencarian anggota, kami bertemu Rully seorang mahasiswa yang sedang kuliah di Den Haag. Jadilah grup musik dengan empat anggota, yaitu Junaedi, Andri, Rully dan Ajo.

Saat tampil di acara budaya di Belgia. (Foto: Ajo Chudria)

Pucuk dicinta ulam tiba. Formasi grup musik yang hampir lengkap ini lalu mendapat kesempatan pentas di acara yang diadakan AKSI- Amsterdam. Sebuah platform seni Indonesia di Belanda yang kini resmi menjadi sebuah Yayasan.

Kemunculan band The Rivers di tahun 2018 di Amsterdam ini membuat mereka makin dikenal.

Lalu secara beruntun mereka mendapat undangan untuk mengisi acara yang diadakan AKSI. Termasuk saat ada acara penggalangan dana untuk Indonesia yang ditimpa bencana.

Saat tampil di acara Indofest 2022 yang diadakan KBRI Den Haag di Rijswijk.(Foto: Ajo Chudria)

Menurut Ajo, saat itu, kami pentas musik hanya sekedar having fun ( hobby- red) saja.

“ Kami senang karena pada akhirnya punya komunitas musik Indonesia di tanah rantau. Konsepnya minimalis. Karena kami kan hanya berempat saat itu. Meskipun tanpa bayaran kami puas bisa bermain bersama, ada penonton yang juga bisa terhibur.

Buat kami ini sudah merupakan apresiasi yang sangat berarti,” kata Ajo kepada kabarbelanda.com.

Asal Usul Nama The Rivers

Ajo menambahkan, sebenarnya pada awal diminta untuk pentas, nama The Rivers belum ada.

“Tapi karena mau tampil di depan publik, kita kan harus punya nama , grup bandnya apa nih. Lalu saya memberi nama The Rivers.

Karena sejatinya setiap pemain musik itu harus mengalir seperti sungai yang terus mengalir, sampai ia menghasilkan sebuah karya. Jadilah nama band kami The Rivers sampai saat ini.

Ajo Chudria, vokalis The Rivers yang punya usaha studo Tatto. ( Foto: Ajo Chudria)

Sejak itu, kami mulai menggung dari satu acara ke acara lain. Misalnya, ada perkumpulan Minang di Rijswijk, kami diundang untuk main.

Kebetulan saya dan Junaidi kan asli minang, jadi kami sekalian datang dan juga main musik di situ.

Saat itu ada dua band yang ikut meramaikan acara. Grup musik The Rivers membawakan lagu daerah minang dan grup band Eurenasia membawakan lagu pop modern.

Tampil di acara Minang Maimbau pertama bersama Iane (Foto: Ajo Chudria)

Pucuk dicinta ulam tiba. Di situ saya ketemu dengan Iane, seorang penyanyi professional yang ternyata asli Minang juga. Pembicaraan menjadi lebih cair dan klik.

Setelah pertemuan pertama dengan Iane, dia selalu datang ke studio setiap kali kami menggelar latihan musik.

“Sebenernya dia professional label DJ dan penyanyi yang sudah lumayan terkenal di Belanda dan selalu mendapat tawaran manggung di mana-mana.

Tapi dia toh mau juga bergabung dengan The Rivers, dengan catatan ia sedang tidak ada job dari agencynya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :