Ditemui di sela-sela makan malam, Dewi Umaya Rachman, sang produser mengatakan Pic[k]lock Films adalah perusahaan film yang fokus pada produksi cerita film dengan latar belakang sejarah, sosial politik dan budaya.
“Jadi bisa dibilang sejak berdirinya tahun 2008, ketika saya dan Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang biasa dikenal dengan Noe Letto, selalu menekankan bahwa kekuatan perusahan kami ada di film biopik dan drama politik tanpa menghilangkan unsur hiburannya,” kata wanita yang banyak terlibat dalam produksi film di Indonesia tersebut.
Dewi Umaya juga ikut memproduseri film Guru Bangsa Tjokroaminoto besutan sutradara Garin Nugroho yang pada 2015 menang sebagai Film Bioskop Terpuji di Festival Film Bandung dan juga menjadi nominasi Film Cerita Panjang Terbaik pada Festival Film Indonesia di tahun yang sama.
“Matahari Media membuat pekerjaan saya di Belanda menjadi lebih mudah, karena itu saya mantap memilih Belanda untuk syuting film Sampai Nanti Hanna ini, semoga bisa berkenan bagi seluruh pecinta film Indonesia,” tuturnya lagi.

Berperan sebagai Arya adalah Ibrahim Risyad, aktor kelahiran Bandung berusia 30 tahun. Ia mempersiapkan diri secara serius untuk perannya. Misalnya dengan rajin menjaga stamina dengan berolah raga. Ia juga menyiapkan baju khusus musim dingin dan membawa obat-obatan pribadi.
“Sebenarnya saya sudah pernah syuting juga di musim dingin, tapi waktu itu di Turki sekitar tahun 2017. Namun saya lebih suka syuting di Belanda karena selain juga pengalaman baru untuk saya, juga karena waktu syuting yang jelas yaitu 10 jam sehari. Jadi lebih teratur,” jelasnya.
Menurut Agung Sentausa, selama syuting berlangsung, tak ada kendala yang berarti karena semuanya sudah dipersiapkan secara matang. ” Selain hampir semua peralatan berat untuk syuting telah disiapkan, termasuk vitamin dan jadwal syuting yang padat, “jelas Agung.

Sementara, Febby Rastanty yang berperan sebagai Hanna, tampak selalu didampingi ibunya kemana pun dia pergi. Artis yang masih belia ini mengaku sangat menyukai olahraga lari. Ia bahkan sering mengikuti kejuaraan marathon di mancanegara.
“Jika saya harus memilih antara akting dan olahraga lari, saya tidak bisa pilih karena keduanya sudah menjadi darah daging saya,” pungkasnya sambil tersenyum ramah.
Setiap kali syuting berakhir, para kru dan artis menyantap makanan Indonesia. Kali ini menunya adalah mie ayam, pempek Palembang, nasi rames, lontong sayur komplit serta kudapan kue yang beraneka ragam. “Kami sengaja memesan makanan Indonesia dari restaurant Indonesia di kota Voorburg yang dekat dari lokasi syuting karena orang kita suka kangen makan nasi”, jelas Ade Sinaga, salah satu kru film yang tinggal di Belanda.
Film “Sampai Nanti, Hanna!” dapat disaksikan di bioskop kesayangan di Indonesia pada 2024 yang akan datang.
Comments are closed.