Kala Alunan Angklung Menggema di Belanda

Penulis: Jacqueline Vandayantie

Amsterdam, Kabarbelanda.com – Keheningan Minggu pagi pecah oleh alunan suara merdu angklung yang menggema di seantero De Cultuur Tuin, sebuah taman budaya yang asri di Amsterdam.

Ada apakah gerangan? Ternyata hari itu sedang diadakan lokakarya alat musik angklung untuk anak-anak.

Tak kurang dari 20 anak berusia antara 6-12 tahun dari berbagai kalangan sedang mempelajari alat musik yang berasal dari Jawa Barat.

Dengan metode membaca not angka yang dibawakan dalam bahasa Belanda, membuat lokakarya ini terasa lebih mudah diserap oleh anak-anak.

Anak-anak usia 6-12 tahun belajar memainkan angklung di De Cultuur Tuin. (Foto: Herman Bhirawa)

Menurut Mira Sutedja, seorang dirigen dan pemimpin group angklung Melodi Bambu, antusiasme anak-anak yang ingin belajar angklung sangat tinggi.

“Anak-anak yang datang belajar dengan kami kebanyakan yang ayah atau ibunya berasal dari Indonesia, tetapi ada juga yang berasal dari negara lain,” kata Mira.

Dia mencontohkan pada tahun ini saja, di sebuah lokakarya angklung di salah satu sekolah menengah di Kota Amstelveen diikuti kurang lebih 100 anak-anak berkebangsaan Belanda.

Angklung yang digunakan sebagian milik dari group angklung Melodi Bambu, yang dibeli langsung dari Saung Angklung Mang Udjo di Bandung. Sebagian lagi pinjaman dari Edy Dumasy dari Stichting Ontmoeten en Herdenken.

Kualitas angklung yang sama baiknya menjadi salah satu kendala, selain jumlah angklung yang terbatas.

Lokasi serta ruangan penyimpanan angklung juga menjadi ganjalan dari keinginan membentuk grup angklung anak-anak, yang dapat berlatih dua kali dalam sebulan dan ikut pentas bersama Melodi Bambu.

Ada saja kelucuan anak-anak saat memegang alat musik bambu dari Jawa Barat itu. (Foto: Herman Bhirawa)

Regina Pinasthika, salah satu peserta yang berusia 10 tahun, mengaku sangat senang bisa mengikuti lokakarya.

“Dulu aku pernah ikut belajar angklung di Kota Aalsmeer, tapi tidak dilanjutkan karena masalah waktu yang tidak pas,” kata Regina.

Menurutnya, angklung adalah alat musik yang unik. “Alat musik ini unik karena dimainkannya dengan cara digetarkan,” katanya dengan mimik yang lucu.

Herman Bhirawa, sang ayah, juga tak kalah antusias dengan putrinya. Herman berharap generasi sekarang bisa lebih mengenal budaya Indonesia yang sudah menjadi bagian asal usul dan darah mereka.

(Foto: Herman Bhirawa)

Lokakarya angklung tersebut biasanya berlangsung selama satu hingga 1,5 jam. Lagu-lagu Indonesia ataupun lagu-lagu Barat yang dimainkan telah disesuaikan dengan usia para peserta.

Karena para peserta masih kanak-kanak, ada saja kejadian-kejadian yang menggelitik.

Misalnya, ada yang baru main angklung sebentar lalu berhenti dengan alasan lelah. Ada pula yang protes karena angklungnya berat.

Tentu saja, bagi yang merasa angklungnya terlalu berat, boleh ditukar dengan angklung dua tabung yang lebih ringan.

De Cultuur Tuin bekerja sama dengan La Galigo Foundation rutin mengadakan berbagai macam lokakarya. Salah satunya lokakarya angklung.

Angklung yang digunakan sebagian milik Melodi Bambu, sebagian lagi pinjaman dari Edy Dumasy dari Stichting Ontmoeten en Herdenken. (Foto: Herman Bhirawa)

De Cultuur Tuin berkomitmen mengenalkan dan mengembangkan seni, budaya dan alam Indonesia kepada anak-anak.

Adapun tujuan organisasi non profit La Galigo adalah berkontribusi pada pendidikan dan budaya untuk mempromosikan peluang pengembangan di sektor tersebut.

Alasan utama mengapa memilih instrumen angklung adalah karena fokus utama dari kedua organisasi adalah budaya dan alam.

Angklung dibuat dari bambu yang merupakan hasil alam. Angklung telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Dengan belajar bermain angklung, generasi muda diharapkan dapat lebih mengenal warisan budaya Indonesia dan bisa tetap melestarikan ke generasi berikutnya.

Selain lokakarya seni dan budaya juga ada pertunjukan musik, makanan dan pemutaran film. Pendaftaran secara gratis di https://www.decultuurtuin.org/activiteiten-en-programma.

Editor:  Bune Laskar

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :