Penulis : Yuke Mayaratih
Den Haag, Kabarbelanda.com – Tak kurang dari seribu tujuratusan jamaah memenuhi Masjid Al Hikmah Den Haag Belanda. Mereka akan menjalankan salat ied, pada Jumat 21 April 2023.
Tidak seperti tahun sebelumnya, jamaah yang datang kali ini seluruhnya warga Indonesia. Dan kebanyakan mahasiswa. Itu karena jamaah dari negara lain melaksanakan salat ied keesokan harinya, Sabtu 22 April 2023.
Selain jamaah mahasiswa yang berada di Belanda, ada juga mahasiswa yang sengaja datang dari perbatasan Jerman, Belgia dan Prancis.
Saat salat ied itu dilangsungkan, cuaca tampak cerah dengan suhu udara 15 derajat celsius, membuat warga Indonesia yang melaksanakan salat sunah Idul Fitri 1444 H itu bersemangat dalam mengikuti khutbah maupun salat berjamaah.
Pengumuman kegiatan salat ied di Masjid Al Hikmah Den Haag sudah disebarkan dua minggu sebelumnya, melalui media sosial. Dalam flyer disebutkan salat ied dimulai pukul 9 pagi waktu setempat. Namun jamaah sudah mulai datang sejak pukul 8 pagi.

Menurut Nur Hasyim Subadi LC, ketua PPME Al Hikmah dan salah satu pengurus Masjid Al Hikmah, panitia tidak menyangka warga Indonesia akan memenuhi masjid. Bahkan sampai luar halaman masjid.
“Kami sama sekali nggak menyangka. Karena biasanya disaat hari besar, Masjid Al Hikmah ini didominasi umat Islam Indonesia dan Maroko. Tapi karena umat Islam Marokko akan menjalankan shalat Idul Fitri keesokan harinya, yaitu Sabtu tanggal 22. Jadi kami kira, hanya separo ruangan yang terisi. Tapi ternyata membludak. Isinya malah jamaah warga Indonesia semua,” kata Hasyim kepada Yuke Mayaratih dari Kabarbelanda.com.

Imam sekaligus khatib salat ied adalah Dr. Ahmad Mizan. Tampak di antara para jamaah, Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas. Ia mengatakan, suasana lebaran kali ini berjalan dengan tertib dan hikmat.
“Udara cerah membuat banyak warga Indonesia datang ke sini, bahkan menurut informasi yang saya dapatkan, belum pernah shalat Idul Fitri dihadiri begitu banyak warga Indonesia di Masjid Al Hikmah Den Haag. Jadi ini agak spesial,”kata Mayerfas.

Usai salat ied, jamaah kemudian saling bersalam-salaman. Panitia sudah menyiapkan makanan sejenis roti dan jajanan pasar ala Indonesia secara gratis. Termasuk minuman hangat, seperti kopi dan teh.

Usai salah ied suasana di luar gedung tampak ramai dan akrab. Warga saling bertegur sapa, bersalaman dan bercengkrama. Suasana ini tampak seperti lebaran di Indonesia pada umumnya. Maklum warga Indonesia di Belanda kebanyakan tinggal dan tersebar di berbagai kota atau desa, sehingga mereka jarang bertemu satu sama lain.
Nah, saat lebaran inilah mereka memanfaatkannya sebagai ajang silaturahim sesama warga Indonesia. []