Didik Elpamas, “Pak Tua” Yang Berjiwa Muda

“Pak Tua”, Elpamas. (Foto: Ist)

Berawal dari musik Dangdut

Awal terbentuk tahun 1983, Elpamas tidak langsung mengusung musik rock. Lewat panggung-panggung tingkat RT, mereka menghibur masyarakat dari kampung ke kampung lewat musik dangdut.

Pada 1984, menjelang festival musik rock Log Zhelebour di Surabaya, mereka mendadak ganti haluan menjadi grup band rock.

Elpamas mulai memperlihatkan talentanya sebagai grup band rock yang layak diperhitungkan, setelah merebut gelar Juara III di Festival Rock se-Indonesia pada 1984 itu.

Elpamas yang waktu itu beranggotakan Dollah Gowi (vokal), Toto Towel (gitar), Didiek Sucahyo (bas), Edi Daromi (keyboard), Rushtato (drum), mampu merebut predikat Juara I selama dua kali berturut-turut, yaitu pada 1985 dan 1986. Bahkan Toto Towel mengantongi gelar sebagai gitaris terbaik.

Kemudian Elpamas mendapat kontrak tour Jawa-Sumatera pada 1986 sampai 1988.

Karier Elpamas kemudian terasah dengan seringnya tampil di pentas-pentas musik besar, antara lain mendampingi Godbless pada Tour Raksasa Gudang Garam tahun 1989.

Pada 1989, Elpamas mendapat kontrak rekaman dari produser musik rock Log Zhelebour.

Mengusung aliran rock, album perdana Elpamas “Dinding-Dinding Kota” masih belum mendapat tempat di hati penggemar musik cadas indonesia.

Namun pada tahun yang sama, “Pak Tua”, yang menjadi album kedua, malah “meledak” di blantika musik Tanah Air.

Belajar gitar secara otodidak sejak SMP. (Foto: Anastasia)

Pindah ke Belanda

Saat karirnya sebagai musisi sedang melambung, Didik Elpamas harus membuat keputusan besar dalam hidupnya.

5 Comments on “Didik Elpamas, “Pak Tua” Yang Berjiwa Muda”

  1. Ping-balik: where to buy essays

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :