Edi De Danser Meriahkan Embassy Festival 2022

Penulis : Yuke Mayaratih dan Jeany Muda Sirait

Kabarbelanda.com – Musim panas belum berakhir, warga Belanda tampak tak ingin melewatkan cuaca terbaik tersebut untuk mengikuti berbagai acara di luar rumah.

Salah satunya menghadiri festival atau acara rutin yang hanya diadakan satu kali dalam setahun. Di antaranya adalah Embassy Festival 2022.

Maklum, setelah dua tahun membatalkan kegiatan rutin karena pandemi, Embassy Festival yang biasanya dikenakan tiket masuk, kali ini gratis alias tidak perlu membeli tiket.

Tak kurang dari perwakilan 55 negara mengikuti acara tahunan Embassy Festival 2022 yang digelar di lapangan terbuka selama dua hari berturut turut.

Antara lain Algeria, Angola, Armenia, Azerbaijan, Bangladesh, Bolivia, Bosnia & Herzegovina, Brazil, Croatia, Curaçao, Cyprus, Czech Republic, Dominican Republic, Ecuador, Estonia, Georgia, Ghana, Guatemala, Haiti, Hungary, India, Indonesia, Iraq, Israel, Kazakhstan, Kenya, Kosovo, Laos, Latvia, Lithuania, Malaysia, Mexico, Morocco, Nepal, Nigeria, Oman, Pakistan, Palestine, Philippines, Poland, Qatar, Rep. Korea, Rwanda, Serbia, Slovenia, South Africa, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Tunisia, Ukraine, Vietnam dan Yemen.

Pada hari pertama yaitu Jumat, 2 September khusus untuk tamu undangan dan Sabtu, 3 September 2022 untuk umum. Seperti juga tahun sebelumnya, lokasi masih tetap yaitu di kawasan Lange Voorhout Den Haag Belanda.

Cuaca cerah dengan suhu udara 24-27 derajat Celsius membuat warga semakin semangat untuk menyaksikan pagelaran budaya yang diusung melalui perwakilan negara yang ada di Belanda.

Edi De Danser, yang mewakili Indonesia dalam Embassy Festival 2022  mengatakan acara ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada negara lain dalam satu lokasi.

“Kali ini kami mengusung tema Wonderland Indonesia. Soalnya, selama ini kami kerap membawakan tarian Bali di berbagai event. Jadi sesekali kami ingin juga membawa tema Indonesia. Indonesia kan bukan bali saja. Tapi ada banyak jenis tarian dan kebudayaan dari suku lain,” kata Edi De Danser, salah satu pemimpin kelompok tari Indonesia terkenal di Belanda.

Pengunjung tampak antusias saat penampilan dari Indonesia digelar di panggung utama, Podium Creative Arena.

Mereka yang tadinya menikmati pertunjukan di dua podium lainnya, bergeser mendekati panggung utama. Di sana, Edi De Danser dan grup musiknya menuai tepuk tangan dan sorakan meriah dari para pengunjung.

Tarian kreasi Edi De Danser dibawakan sembilan penari dan diiringi medley lagu daerah selama 10 menit 21 detik. Terdiri atas alunan musik Bali, gamelan Sunda, dan lagu Paris Barantai, lagu daerah asal Kalimantan Selatan. Untuk persiapan, mereka berlatih setiap akhir pekan selama tiga bulan.

Bukan saja tarian dan musik dinamis yang dibawakan Edi De Danser  dengan kostum ciamik yang menarik perhatian, para pengunjung juga ramai menanyakan banyak hal tentang Indonesia.

Seusai pementasan, Edi De Danser dan teman temannya yang masih mengenakan kostum tari, sengaja menyediakan diri menjawab pertanyaan para pengunjung yang antusias bertanya tentang Indonesia.

Ada yang bertanya tentang pulau mana yang paling bagus untuk dikunjungi. Apakah Bali, Lombok atau Sumatera. Ada juga yang bertanya tentang Karimun Jawa. Lokasi-lokasi diving yang menarik di Indonesia.