Esasamana, Tak Sekadar Ajang ‘Jamming’ Anak Band Indonesia di Belanda

Tak sekadar ‘jamming, pertemuan di Studio Esasamana juga jadi tempat pelepas penat dan curhat. (Foto: Theo)

“Menurut Kiki, semakin banyak anggota tentu jadi lebih bagus. Karena sewa studio perbulannya jadi lebih ringan. “Sekarang karena jumlah anggota 12, jadi per orang kena 25 euro. Dan jika satu anggota keluar, maka iurannya jadi naik 30 euro per orang per bulan,” kata Kiki.

Menurut Carlo, Sebelumnya, studio ini disewa group Band Belanda. “Tapi karena sudah tak dipakai lagi, maka kita yang sewa. Jadi semua perlengkapan Band diisi sendiri oleh kami. Misalnya ampli guitar dan gitar punya masing-masing. Penyanyi punya mic sendiri. Sedangkan kabel dan lain-lain punya bersama yang dibeli dari uang kas. Misalnya panel dan backline ( sound system untuk podium) dan mixer. Begitu juga alat musik drum.”

”Kadang kalau sudah keasyikan, kami bisa main sampai jam 3- 4 dinihari, kata Kiki. Maklum kebanyakan para anggota adalah pekerja kantoran yang bekerja dari pagi sampai sore. Tak ada waktu rileks kecuali saat weekend. Dan minggu menghabiskan waktu bersama keluarga.”

Suasana yg akrab dan santai. Sesekali bicara topik yg sedang hangat di Indonesia. (Foto: Theo)

Ke-12 anggota group musik anak muda ini, rata –rata menikah dengan warga Belanda dan punya anak. Kecuali Kiki yang sampai sekarang masih betah sendiri.

Menurut Kiki, jika musim panas tiba, hampir tiap hari ada aja yang nongrong untuk melepas penat seharian kerja. “Hampir setiap hari di kantor dan di rumah kita kan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Capek juga kan. Makanya saat jamming kita juga bisa ngobrol apa aja dalam bahasa Indonesia, bercanda dan curhat.”

“Selain belajar lagu-lagu baru, sehingga perbendaharaan musik kita semakin banyak. Jadi kalau ada anak band dari Amsterdam datang, punya lagu asyik kita mainkan bareng-bareng. Jadi kalo ada orderan pentas atau performance jadi punya banyak pilihan lagu,” kata Carlo.

Carlo mengaku, setelah jamming, ia merasakan ada energi baru. “Gezellig, dapat energi baru dari teman- teman studio jadi rumah ke dua saling tukar pikiran dan tukar perasaan. Secara tidak langsung ada rasa kekeluargaan dengan member. Karena kadang2 kalau ada teman dari kota lain datang jamming, kita sangat welcome. Ngga perlu bayar juga.”

Intinya setiap orang Indonesia yang ada di Belanda yang passionnya sama dalam bermusik silahkan mampir ke studio Esasamana Utrecht. Kontak dengan Carlo Tamba: 0644028150.

One Comment on “Esasamana, Tak Sekadar Ajang ‘Jamming’ Anak Band Indonesia di Belanda”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :