Esasamana, Tak Sekadar Ajang ‘Jamming’ Anak Band Indonesia di Belanda

Suasana ‘jamming’ di Studi Esasamana – Utrecht (Foto: Theo)

“Kita nggak perlu keluar uang lagi. Kan kami akan main bersama dan sudah pasti ngga usah bayar. Nah kalau bukan anggota, misalnya ada orang lain yang mau bikin pesta, mereka bisa ngajak salah satu dari anggota kita untuk main. Atau tim lengkap (full band) Tapi tentu ada tarifnya,” kata Carlo.

Besaran tarif pemain band untuk acara pesta di Belanda secara umum yang paling murah 1000 – 2000 euro per 4 jam.Tapi grup musik Esamana tidak mematok harga. Karena pesta itu kan sangat bervariasi. Ada pesta keluarga yang jumlah tamunya hanya 50 orang, tapi ada juga organisasi misalnya Pasar Malam. Namun kerap terjadi, misalnya teman dekat yang minta main atau mungkin mereka hanya ingin diisi dengan akustik dan penyanyi saja.

Tak hanya bermusik, tapi juga melepas rindu berbahasa Indonesia. (Foto: Theo)

“Jadi memang ngga bisa pasang harga. Apalagi kalau sesama orang Indonesia. Semuanya kan serba teman,” kata Kiki sambil tertawa.

Kelompok band di Utrecht ini sering juga jamming bareng kelompok musik dari kota Amsterdam yang bernama Aksi. Hampir setiap akhir pekan jika studio sedang tidak dipakai grup band, mereka berkumpul bersama. Jamming dan bercengkrama. Termasuk membicarakan berita terhangat dari Tanah Air.

”Biasanya memang tidak terencana. Serba mendadak. Siapa aja yang mau datang dan sempat datang ya kita main. Intinya orang Indonesia yang suka musik, ayo gabung,” ajak Kiki.

Studio yang lengkap, membuat pemain musik menjadikannya rumah kedua. (Foto; Theo)

Menurut Kiki, kalau kumpul-kumpul di cafe harus merogoh kocek dalam-dalam dan tidak sebebas kalau di tempat nongkrong sendiri.

“Kita tiap hari di kantor kan capek juga ya pakai bahasa Belanda terus. Nah di sini kesempatan kita untuk betul betul rileks sambil bermain musik. Idenya adalah kita bikin tempat nongkrong buat orang Indonesia yang doyan musik. Karena disini kita ngga dibatasin waktu dan ngomong pake bahasa Indonesia. Seru dan menyenangkan,” kata Kiki.

“Kadang ada yang jauh-jauh datang dari Rotterdam, namanya Barnie, dia pengen jamming bareng kita. Dia datang bawa pizza, lalu ada lagi yang datang bawa wine, bawa snack lain seperti kacang atau kue kue, pokoknya apa aja yang ada di rumah dibawa ke studio. Kan jadi rame,” kata Kiki.

One Comment on “Esasamana, Tak Sekadar Ajang ‘Jamming’ Anak Band Indonesia di Belanda”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :