Kegiatan berlangsung santai dan penuh canda. Anak-anak terlihat sangat antusias dengan banyak bertanya tentang asal usul santan dan juga bagaimana membuat cendol.
Aktivitas kian seru saat anak-anak diajari untuk meracik cendol. Yaitu dengan cara mencampurkan gula merah, santan dan cendol. Mereka sangat antusias dan gembira. Lucunya, banyak anak-anak yang kaget saat mencicipi rasanya.

“Rasanya kok aneh ya,” kata seorang anak dengan mimik lucu.
Selain cendol anak-anak juga mencicipi klepon yang berlumur kelapa parut. Ada anak yang tampak kaget saat gula merah cair keluar ketika mengigit klepon.

Tak hanya anak-anak saja yang mendapat segelas cendol dan klepon. Ibu atau ayah yang mendampingi mereka juga kebagian.
Kegembiraan orang tua yang ikut mendampingi sang anak terutama menyaksikan anak-anaknya aktif bertanya kepada pengajar. Senyum mengembang tampak saat mereka melihat reaksi anak-anaknya saat berkegiatan.

Arimbi, WNI yang bersuamikan orang Belanda, hampir setiap minggu membawa anaknya yang berusia 6 tahun. Dia mengaku bersyukur dengan kegiatan Cultuurtuin . Ia merasa terbantu memperkenalkan budaya Indonesia kepada anaknya.
“Saya inginnya supaya kegiatan ini bisa terus berlanjut. Karena secara tak langsung kegiatan ini menumbuhkan cinta budaya Indonesia terutama anak- anak keturunan campuran, seperti anak saya. Lebih bagus lagi kalau ada kegiatan belajar bahasa Indonesia. Supaya anak saya nanti bisa juga berbahasa Indonesia. Maklum kami di rumah kan berkomunikasi dalam bahasa Belanda,” katanya.
Editor: Yuke Mayaratih