Penulis: Jacqueline Vandayantie
LAIN padang lain belalang. Demikian pula dengan tradisi perayaan Natal di berbagai negara, tentu masing-masing negara memiliki ciri khas sendiri. Di Belanda, salah satu perayaan hari besar yang ditunggu-tunggu adalah perayaan Sinterklaas, atau biasa disebut Pakjes Avond, yang diperingati setiap 5 Desember.

Awal mula tradisi berusia 700 tahun ini, Sinterklaas, yang juga dikenal sebagai Santo Nikolas De Goede Sint, berlayar dari Spanyol bersama para Zwartepiet (Piet Hitam) menggunakan kapal besar bernama Pakjesboot. Sesuai namanya, kapal tersebut konon berisi banyak sekali hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak yang baik atau tidak nakal.
Sinterklaas pertama datang ke Belanda pada 1873 di kota Zwolle. Sejak itu, kehadirannya selalu ditunggu oleh semua kalangan, baik tua maupun muda di setiap kota di Belanda. Mereka datang berbondong-bondong untuk menyambutnya dengan upacara penyambutan yang meriah dipimpin oleh wali kota setempat. Acara semakin seru saat Sinterklaas menaiki kudanya yang bernama Ozosnel. Dia berparade keliling kota (Intocht van Sinterklaas).

Sejak tahun 1952, kedatangan Sinterklaas disiarkan secara langsung oleh televisi nasional ke seluruh penjuru negeri. Selama masa kunjungannya di suatu kota, Sinterklaas akan mengunjungi sekolah-sekolah dan rumah sakit untuk membagi-bagikan kado. Di dalam kado yang diberikan Sinterklaas, ada pula puisi-puisi menarik sebagai kenang-kenangan. Tradisi meyakini, bagi anak-anak nakal, Sinterklaas tidak akan memberikan hadiah. Anak-anak nakal akan dicoreng wajahnya menggunakan arang, kemudian dimasukkan ke dalam karung oleh Piet Hitam untuk dibawa ke Spanyol.
Sinterklaas memiliki penampilan khas, yaitu memakai jubah panjang berwarna merah dengan salib emas, cincin ruby, dan juga membawa tongkat uskup dan buku besar merah, yang konon berisi nama anak-anak yang baik maupun nakal, disertai Piet Hitam yang mengenakan baju berwarna warni. Piet Hitam membantu Sinterklaas saat membagi-bagikan kudapan pepernoten, speculaas, schuimpjes, dan koin coklat emas kepada anak-anak yang mereka temui di sepanjang perjalanan.
