Kegiatan ini juga didukung dan difasilitasi para inisiator policy brief dengan tema serupa, yang terdiri dari perwakilan Indonesian Diaspora Network the Netherlands Taskforce Liveable Cities (IDN-LC), TYK research and action Consulting, Copernicus Institute of Sustainable Development Utrecht University, Radboud University, Universitas Katolik Parahyangan, dan Institut Pertanian Bogor.

Adapun diskusi membahas beberapa tema turunan, antara lain: Mewujudkan Kebijakan Penataan Ruang yang Adaptif untuk Pengelolaan Risiko Banjir di Jabodetabek-Punjur; Penanganan Banjir Kawasan Jakarta yang Inklusif dari Sudut Pandang Sosial, Lingkungan dan Ekonomi; dan Kolaborasi Multi-Stakeholder untuk Integrasi Manajemen Risiko Banjir dan Penataan Ruang di Kawasan Metropolitan Jakarta.
Kegiatan ini dihadiri oleh hampir 200 orang peserta yang terdiri atas para pakar tata air, pembangunan, dan lingkungan dari Belanda dan Indonesia, para pengambil keputusan dari berbagai instansi nasional di Indonesia, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta kalangan umum.

Diharapkan diskusi ini mampu mendorong pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman antara kedua negara, serta pembentukan wadah kerja sama kedua negara, dalam upaya mewujudkan kebijakan tata ruang yang adaptif dan terintegrasi untuk pengelolaan banjir di kawasan metropolitan Jakarta.
Diskusi ini selanjutnya menghasilkan sebuah kesepahaman antar pihak yang termuat dalam “The Next Step: Bringing Indonesian and Dutch ideas together on Jakarta floods, spatial plans, inclusiveness and climate”, yang berisi beberapa peluang kerja sama bilateral dalam rangka penanganan banjir, yang diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan untuk mengembangkan serta melanjutkan hubungan kedua negara yang terjalin dengan baik dalam bidang tata air.
Editor: Tian Arief