Tantangan lain dalam menjalankan puasa selama 17 jam adalah harus kreatif untuk mencari kegiatan sambil menunggu waktu buka puasa, atau biasa diistilahkan ngabuburit. “Biasanya saya sama istri berjalan kaki di sekitar rumah. Lumayan jauh lho. Kadang sampai 2 jam. Karena jalanan juga sepi dan matahari masih terang, kadang kami juga naik mobil menuju tempat wisata yang terbuka, seperti Volendam,” katanya.
Baginya, saat puasa panjang, yang paling susah adalah saat menunggu waktu berbuka. Setelah jam kantor, dia kembali ke rumah. “Lalu ngapain lagi? Kan bertemu orang juga dibatasi. Selebihnya jadwal meeting dan pertemuan dengan warga Indonesia di sini dilakukan secara online, lewat zoom. Acara webinar yang paling banyak, apakah itu saya sebagai pembicara ataukah sebagai pengantar acara yang dilakukan oleh KBRI,” kata Mayerfas.

Biasanya jam 7 malam dia berjalan kaki atau naik mobil menuju daerah wisata. Mayerfas dan istri mencari tempat wisata terdekat, yang kebetulan dibuka, dan sedang sepi, seperti Volendam. Tampak suasana Volendam sepi tanpa turis, sehingga terlihat aslinya, yakni suasana desa dengan kicauan burung dan gemericik suara air.
Selain itu, Mayerfas juga melintasi desa-desa dan beberapa kota untuk lebih mengenal Belanda dari dekat.
Editor: Tian Arief