Demi Prokes, Shalat Ied di Amsterdam Digelar dalam Dua Shift

Wahyu Koen, salah seorang pengurus PPME Al Ikhlash mengatakan, umat Islam yang mengikuti shalat ied di sini juga merasa tenang, tidak khawatir, karena panitia sudah menerapkan aturan secara ketat dan mengikuti aturan pemerintah Belanda. Namun dia mengakui kalau banyak warga Indonesia muslim yang tinggal di Belanda merasa kecewa dengan pembatasan jumlah jamaah shalat ied tahun ini.

“Kami sangat mengerti perasaan tersebut. Tapi apa boleh buat, pemerintah Belanda tidak mengizinkan kegiatan dengan jumlah kerumunan lebih dari 70 orang. Padahal sebelumnya mereka hanya mendapat izin untuk 50 orang. Tapi karena luas lantai atas lumayan besar jadi kami diizinkan untuk mendatangkan 70 orang dalam sekali ibadah,” papar Wahyu Koen.

Maksimal 70 orang jamaah. (Wahyu Koen)

Untuk mengobati kekecewaan umat Islam warga Indonesia yang tinggal di Belanda dan anggota PPME Al Ikhlash, panitia menggelar shalat ied melalui live streaming YouTube. “Jadi panitia sudah berusaha keras agar umat Islam di Belanda juga bisa melakukan ibadah di rumah masing-masing secara online,” kata Wahyu.

Padahal, sebelum pandemi, panitia lebaran biasanya setiap tahun khusus menyewa gedung yang bisa menampung setidaknya 1.500 jamaah asal Indonesia di seluruh Belanda. Selain itu, selesai shalat ied, panitia menyediakan makanan khas Indonesia, seperti lontong sayur lengkap dengan kerupuk dan sambal, serta minuman hangat seperti teh dan kopi.

Imam dan khatib shalat ied Masjid Al Ikhlash Amsterdam. (Dok. Wahyu Koen)

Dibagi kue khas Indonesia

“Suasana shalat ied kali ini memang sangat tertib dan teratur. Jujur saja, saya lebih suka dengan suasana ini. Orang yang datang juga nggak terlalu padat. Meskipun saya juga kehilangan momen silaturahim seperti yang biasa kita lakukan setelah ibadah shalat ied selesai. Bersalaman dan ngobrol sambil makan-makanan khas Indonesia. Maklum kita kan tinggal di perantauan, jadi kalau setahun sekali berkumpul saat lebaran rasanya seperti di kampung sendiri,” tutur Endang.

Untuk mengobati rasa rindu, panitia membagi-bagikan kue-kue jajanan pasar khas Indonesia, seperti pastel, wingko, dan kue soes, serta brownies dan bolu pisang. Kue ini dibungkus dan wajib dibawa puang, tidak boleh makan di tempat.

Editor: Tian Arief