Dede Permadi van Raaij: Foto Anak Melompat yang Bawa Hoki

Penulis: Dian Rachmawati

Kabarbelanda.com, Heteren – Istilah lama “iseng-iseng berhadiah” ternyata bukan sekadar isapan jempol. Ini dibuktikan Dede Permadi van Raaij, seorang ibu rumahtangga pehobi fotografi yang bermukim di Belanda. Karya foto ibu satu putri bersuamikan warga Belanda itu terpilih menjadi Pemenang Utama lomba fotografi bergengsi di Negeri Kincir Angin itu. Padahal lomba foto itu diikutinya secara tanpa sengaja alias iseng-iseng, di akhir batas waktu pula.

Karya foto Dede (48 tahun), yang bernama asli Dewi Ayuning Keraton itu, yang diberi judul “Huppelen Hup!” (Lompat-lompat), berhasil menjadi Pemenang Utama CEWE Photo Contest 2020 di Belanda. Selain itu, foto yang menggambarkan kaki seorang anak yang melompat di sebuah perkebunan bunga daffodil itu terpilih sebagai foto sampul FOCUS Magazine, majalah fotografi yang terbit di Belanda edisi Maret 2021, plus wawancara profilnya sebagai pemenang lomba foto tersebut.

Keberuntungan Dede, yang merupakan putri pertama pasangan Dewi Noerjanti dan Permadi, SH (politikus senior Partai Gerindra) itu, semakin lengkap karena panitia lomba tingkat nasional itu mengganjarnya dengan berbagai hadiah senilai lebih dari 1000 euro (lebih dari Rp 17 juta), termasuk uang tunai, voucher belanja di toko peralatan fotografi, dan menginap tiga malam di sebuah kastil tua di Appledorn, kota yang sangat “fotogenik” di Belanda. Sebuah pengalaman berharga yang luar biasa bagi seorang pehobi fotografi.

“Huppelen Hup!” karya Dede Permadi van Raaij, pemenang utama CEWE Photo Contest 2020. (Dok. Pribadi)

Awalnya dikira lomba foto “ecek-ecek”

Foto berjudul “Huppelen Hup!” mengambil sudut pandang seorang gadis kecil yang sedang melompat-lompat di tengah padang bunga daffodil, di Belanda Utara. Gadis yang menjadi subjek foto tersebut tak lain adalah Ananda Caliandra, putri semata wayang Dede yang berusia 8 tahun.

Pada Maret 2020, Dede mengikuti lomba foto CEWE Photo Challenge yang pengumumannya dimuat di situs fotografi Trustoo/CEWE Netherlands (trustoo.nl/gelderland/nunspeet/fotograaf/cewe-netherlands/). Saat itu, deadline penyerahan karya foto yang dilombakan mendekati batas akhir waktu alias mepet. Selain itu, Dede tak terlalu ngoyo mengikuti lomba foto itu, karena lomba foto itu pasti diikuti fotografer yang jago-jago, dan juga dia mengira hanya lomba foto ecek-ecek atau lomba skala kecil saja.

Kendati demikian, semangatnya sebagai pecinta fotografi tetap berkobar. Dede dan keluarganya pun meluncur ke padang bunga tulip dan daffodil di Lisse. Namun karena penginjung membludak, kendaraan yang ditumpangi Dede terjebak kemacetan, Dede mengurungkan niatnya ke sana.

Dede, ditemani suaminya, Richard van Raaij, dan Ananda kemudian menuju padang tulip di Belanda Utara (North Holland). Kebetulan daerah tersebut dekat dengan pantai yang sering dikunjunginya. Ternyata di sana tak hanya terdapat padang tulip, melainkan juga padang bunga daffodil berwarna kuning, yang kemudian menjadi lokasi pengambilan foto yang mengantarnya menjadi pemenang utama dalam lomba berskala nasional itu.

“Ananda, yang saat itu berusia 7 tahun, senang berlari-lari sambil melompat-lompat di taman bunga itu. Karena pada dasarnya Ananda tidak mau difoto, saya diam-diam bertiarap untuk mengambil fotonya dengan angle dari arah bawah, sehingga yang tertangkap hanya bagian kaki yang melayang di udara. Maka jadilah foto ‘Huppelen Hup’,” kata Dede kepada Kabarbelanda.com, melalui sambungan video Zoom, belum lama ini.

Dede Permadi van Raaij. (Dok. Pribadi)

Kemenangan tak disangka

CEWE Photo Challenge adalah salah satu lomba foto tingkat nasional di Belanda. Pada lomba tahun 2020 itu terdapat empat kategori yang dilombakan, masing-masing Liburan di Negara Sendiri, Binatang, Hobby & Free Time, serta Arsitektur.

Dede mengirimkan beberapa foto untuk tiga kategori pertama. Penilaiannya dilakukan oleh juri. Dede sendiri mengaku tidak menyukai lomba foto yang penilaiannya berdasarkan banyaknya “like” dari netizen, karena menurutnya itu berarti tidak memperhatikan aspek teori, teknik foto, dan sebagainya. Untuk mengikuti lomba foto ini juga tidak dipungut biaya.

Seperti dikatakan di awal, Dede awalnya iseng saja mengirimkan foto untuk dilombakan, beberapa hari sebelum batas akhir pengiriman. Sebenarnya Dede lebih menjagokan foto yang diambil di padang tulip. Namun ternyata “Huppelen Hup!” yang berhasil memenangkan CEWE Photo of The Week dan mendapatkan voucher senilai 50 Euro. Foto tersebut kemudian diadu lagi di final, dan foto “Huppelen Hup” keluar sebagai Pemenang Utama CEWE Photo Challenge 2020.

“Biasanya kan panitia lomba akan mengadakan acara resepsi untuk pengumuman pemenang. Namun dikarenakan situasi pandemi, pengumuman pemenang dilakukan secara virtual,” kenang Dede.

Dede hanya menerima undangan berupa link Zoom saja. Yang lucu adalah, Dede melewatkan acara tersebut karena kesibukannya. Dia baru menyadari menjadi pemenang lomba setelah panitia menelepon keesokan harinya. Itu pun yang mengangkat telepon Andanda, karena Dede malas mengangkatnya, mengira orang iseng atau sales yang akan menawarkan barang.

Desa Heteren tempat Dede dan keluarganya tinggal adalah sebuah desa yang berada di tepi Sungai Rhine, yang bisa dicapai dari Amsterdam selama 1,5 jam perjalanan mobil. Dede menyukai fotografi sejak SMP, dan baru memiliki kamera sendiri pada saat bekerja di Jakarta.